automated backlinks

Rabu, 26 Oktober 2011

Pelatihan Leadership


Lulusan sarjana di Indonesia saat ini masih sangat terbatas yaitu hanya 12 persen dari seluruh tenaga kerja yang ada dan 2 persen dari jumlah penduduk, namun jumlah tenaga kerja sarjana yang sedikit itupun banyak yang menganggur. Sedangkan lulusan yang bekerja diciirikan: (a) menjadi ‘low-level worker’ yang seharusnya dapat dilakukan oleh lulusan pendidikan menengah, dan (b) mendapatkan pekerjaan ternyata tidak sesuai dengan bidang pendidikannya. Pemikiran bagaimana menempatkan pendidikan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas yang mampu menciptakan pekerjaan untuk dirinya sendiri telah lama menjadi bahan pembahasan dan perdebatan. Kemenade and Garre (2000), mengidentifikasi delapan kategori yang dibutuhkan dari lulusan perguruan tinggi sehingga dapat memenuhi permintaan bisnis dan industri di Belgia, Belanda, Finlandia, dan Inggris, yaitu: (1) berorientasi pada kebutuhan pasar, (2) memiliki pengetahuan praktis dan aplikasi total quality management (TQM), (3) mampu membuat keputusan berdasarkan fakta, (4) memiliki pemahaman bahwa bekerja adalah suatu proses, (5) berorientasi pada kelompok (teamwork), (6) memiliki komitmen untuk peningkatan terus-menerus, (7) pembelajaran aktif (active learning), dan (8) memiliki perspektif sistem. Konsep menciptakan lulusan yang berdaya saing ini perlu dilengkapi dengan muatan lokal khas Indonesia yang  merupakan negara kepulaun dan multi kultural. Jiwa kepemimpinan disegala bidang yang berwawasan kebangsaan perlu ditanamkan dalam jiwa mahasiswa.
Kepemimpinan (Leadership) merupakan salah satu aspek sumberdaya manusia yang strategis yang dihadapi banyak organisasi, baik pemuda/mahasiswa/dunia bisnis, pemerihtah maupun organisasi sosial politik. Krisis kepemimpinan dalam organisasi banyak menimbulkan: konflik yang destruktif dan berkesinambungan, bekerja tidak efesien, bekerja tidak produktif. Masalah yang pokok dalam kepemimpinan ini adalah: konsep ilmiah dalam arti obyektif dan universal, realistis dalam arti sesuai dengan situasi dan kondisi.  Pada umumnya banyak pemimpin yang mengelola organisasi baik organisasi sosial,  keagamaan maupun pemerintahan dan bisnis sering menghadapi banyak kendala dengan semakin meningkatnya perilaku anak buah yang dipimpin. Dampak negatif dari pengelolaan kepemimpinan ini telah menimbulkan: perpecahan, kerusuhan, mogok, unjuk rasa dan lain-lain. Dalam kenyataannya program tentang kepemimpinan ini sangat minim didapatkan para pengelola organisasi secara konsepsional.
Sehubungan dengan hal tersebut mahasiswa sebagai calon pemimpin di masyarakat perlu dipersiapkan sebagai pemimpin yang memiliki wawasan, keterampilan dan kiat-kiat kepemimpinan yang konsepsional, realistis dan sesuai dengan situasi dan kondisi indonesia.
Pendayagunaan sistem ko-kurikuler sebagai penunjang keberhasilan proses pembelajaran merupakan salah satu unsur penting motivator unjuk kerja terbaik.  Kepemimpinan  yang bijaksana jika diterapkan oleh mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi dapat mendorong mereka untuk lebih berprestasi dan produktif,  serta menumbuhkan suasana akademik yang mendukung percepatan perkembangan masyarakat ilmiah.
Mempersiapkan mahasiswa untuk mempunyai pola kepemimpinan yang konsepsinal dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan ko-kurikuler melalui Lembaga Pengembangan dan Pengkajian Pendidikan (LP3) sebagai menyelenggara dan memfasilitasi proses pembekalan tersebut diharapkan dengan cara ini, proses pembekalan  menjadi lebih efisien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar