automated backlinks

Rabu, 13 Juni 2012

30 LANGKAH MEMBENTUK ANAK SHOLEH


LANGKAH 1
KESALEHAN IBU DAN AYAH

Langkah pertama dan yang paling penting adalah Kesalehan orang tua. Dengan kesalehan keduanya, anak-anak akan menjadi baik. Anak-anak tumbuh sesuai yang dibiasakan orang tuanya.

LANGKAH 2
MEMBERI ANAK NAMA YANG BAIK

Nama memiliki pengaruh penting dalam membangun kepribadian, cara hidup, bahkan lingkungan.
Ketika Nabi -shalallahu alaihi wasallam- tiba di Kota Madinah, kota Madinah masih bernama Yatsrib. Beliau menggantinya dengan nama Thoibah atau Madinah. Keduanya menunjukkan makna nama yang baik. Nama yang baik itu sendiri pada dasarnya menjadi sumber pengharapan yang baik. Karena itu, sudah seharusnya kedua orang tua memilih nama yang baik, hingga menjadi penginspirasi kebaikan bagi anak.

LANGKAH 3
MENGAJARI MEREKA SYARIAT YANG MESTI DIKETAHUI

Anak wajib diajarkan sejak dini perkara-perkara syariat yang harus diketahuinya, seperti shalat, puasa dan yang sepertinya. Hal itu agar mereka tumbuh dengan pertumbuhan yang saleh, seperti ungkapan:

“Belajar di waktu kecil seperti mengukir di atas batu”.

LANGKAH 4
UKIR ANAKMU DENGAN ILMU

Anak-anak memiliki karakteristik ingatan yang kuat. Sudah semestinya kita arahkan untuk menuntut ilmu dan mengajari mereka perkara-perkara agama. Seperti menghafal al-Quran al-Karim dan sunah nabi yang suci serta menanamkan aqidah yang benar.

LANGKAH 5
PRAKTEK KETELADAN

Suka meniru adalah karakteristik anak. Kita dapat melihat anak meniru ibunya yang sedang shalat. Ikut rukuk ketika ibunya rukuk dan ikut sujud ketika ibunya sujud. Serta hal-hal lain yang dapat kita saksikan siang dan malam.
Sudah seharusnya kita mengarahkan peniruan itu dan memanfaatkannya dengan apa-apa yang dapat menghidupkan jiwa mereka agar senang mengamalkan agama ini. Dengan cara:
1.      Menceritakan kisah-kisah sahabat nabi, orang-orang saleh dan ulama.
2.      Senantiasa menyertakan anak pada setiap momen kebaikan agar dia menirunya , seperti pergi ke masjid dll.
3.      Memperdengarkan kepadanya kaset-kaset Islami yang bermanfaat dan sesuai dengan usianya.
4.      Melakukan sebagian ibadah di hadapannya, seperti shalat dan sedekah.

LANGKAH 6
BIARKAN DIA BERMAIN, TETAPI TEMANI DENGAN TEMA-TEMA AGAMA

Dikarenakan bermain dan banyak bergerak adalah karakteristik anak, hendaknya permainan diarahkan kepada sesuatu yang akan menambah kemaslahatan untuk mengamalkan agama ini.
Banyak gerak dan tidak bisa diamnya anak bukanlah aib, kesalahan atau tingkah tidak terpuji. Justru memiliki banyak manfaat. Di antaranya menambah kesehatan, kecerdasan dan keahlian anak sejalan dengan pertumbuhannya.
Anak yang tidak bergerak, karena kejiwaan atau paksaan orang tua, akan berakibat pada ketidakstabilan anak, minder, takut, rendah diri atau kesehatan yang lemah, sebagai dampak dari perangai tersebut.

LANGKAH 7
SEMANGATI ANAK DAN SENANTIASA MEMOTIVASINYA

Pada fase pertama anak –secara khusus- suka dengan ungkapan pujian dan sanjungan. Ini memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam jiwa anak. Dapat menjadi pendorong untuk menguasai banyak hal. Demikianlah teladan Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- dalam mendidik para sahabatnya memaknai agama ini.

LANGKAH 8
FANTASI DAN ARAHAN YANG SESUAI

Anak pada fase awal memiliki keistimewaan suka berimajinasi dan banyak berfantasi. Karena itu kita tidak boleh menuduh mereka berdusta atau menghancurkan fantasi mereka dengan melecehkannya, karena akan berdampak negatif pada kepribadian anak. Yang semestinya adalah menyalurkan fantasi itu dengan sejumlah kisah yang dapat mengenyangkan keistimewaan itu dalam diri mereka, bisa didapat di toko-toko buku Islam, sehingga secara tidak langsung anda telah menanamkan akhlak dengan cara yang disukainya.

LANGKAH 9
LANGSUNG MENGARAHKAN KETIKA ANAK MELAKUKAN KESALAHAN

Pada fase awal, anak sulit membedakan mana yang benar dan yang salah, karena sedikitnya pengetahuan dan ilmu mereka. Hal ini menuntut kita untuk mengarahkan mereka ketika salah, membenarkannya serta melindungi mereka dari kejelekan, seperti ghozwul fikri (Invasi pemikiran) dan ghozwul tsaqofi (invasi budaya), dengan menyediakan alternatif yang sesuai agar tetap dapat berkhidmat terhadap agama ini meskipun berada di bawah bayang-bayang kampanye sengit dari musuh-musuh agama ini di seluruh belahan bumi.

Catatan yang mesti diperhatikan ketika menasihati kesalahan:
1.      Hendaknya arahan mengandung kasih sayang terhadap anak yang melakukan kesalahan.
2.      Menegur kesalahan tanpa masuk kepada kepribadian anak, hingga hasilnya tidak menjadi kebalikannya.
3.      Memuji terlebih dahulu sebelum mencela, hal itu akan membuat perkataan anda lebih didengar.

LANGKAH 10
MEMBERI JAWABAN DAN MENGARAHKAN DENGAN PENGARAHAN YANG SESUAI

Yang juga merupakan keistimewaan anak pada fase pertama adalah banyak bertanya dengan pertanyaan yang memenatkan. Bagi setiap ayah dan ibu jangan menghardik putra-putri mereka karenanya. Keistimewaan ini memiliki banyak manfaat:
1.      Membuka wawasan akal anak.
2.      Anak akan lebih dekat kepada orang tua.
3.      Mengetahui kecenderungan anak dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya.â

LANGKAH 11
SUKA BERKOMPETISI

Pada fase pertama, anak memiliki keistimewaan menyukai kompetisi di antara mereka. Kita hendaknya mengarahkan kompetisi itu dalam perkara yang mulia
“Untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. (QS.al-Muthaffifîn:26)
Seperti berkompetisi dalam ketaatan semisal: shalat, puasa dan amalan-amalan sunah lain. Semua itu kita jadikan ajang kompetisi.

LANGKAH 12
MENJADI DERMAWAN DENGAN MENDAHULUKAN SAUDARANYA KETIMBANG DIRINYA SENDIRI

Anak-anak pada fase pertama memiliki keistimewaan menyukai kepemilikan. Itu merupakan naluri yang melekat pada setiap anak manusia. Oleh karena itu kedua orang tua hendaknya mengarahkan naluriah tersebut dengan menanamkan kebaikan kaum Anshar, yang dipuji Allah dalam firman-Nya:

 “Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.” (QS.al-Hasyr:9)
Yaitu dengan itsar (mendahulukan orang lain). Menanamkannya pada diri mereka dengan praktek langsung maupun tidak langsung, seperti dengan menyampaikan kisah-kisah yang mendorong untuk melakukan itsar.

LANGKAH 13
PERHATIKAN PAKAIAN ANAK ANDA

Pakaian penting dalam membentuk kepribadian anak. Sudah seharusnya kita memperhatikannya agar sesuai dengan standar syariat yang sudah jelas tanpa berlebih-lebihan maupun menyepelekannya. Karena itulah para Salafussoleh begitu perhatian dalam hal ini dan tidak melalaikannya.

LANGKAH 14
TERAPILAH EMOSI ANAK

Pada fase pertama, anak memiliki keistimewaan emosional baik pada perkara penting maupun sepele. Di antara perkara penting yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1.      Takut.
Di antara kesalahan fatal yang dilakukan oleh kebanyakan orang tua adalah menakut-nakuti anak dengan kegelapan atau pencuri misalnya. Ini adalah perkara yang salah. Tidak seharusnya ditakut-takuti seperti itu, karena akan berdampak buruk. Hal itu akan menyebabkan gangguan kejiwaan, mengompol, depresi dan kelabilan. Justru semestinya menciptakan suasana aman ketika bersama kita dan mengaitkan perasaan takut hanya kepada Allah saja.
2.      Marah
Terkadang anak marah kepada ayah dan ibunya. Di antara bentuk ekspresi dari kemarahan itu bisa dengan tidak mau makan. Pemicunya bisa jadi hinaan dan kritik. Kemarahan seperti ini tidak termasuk kedurhakaan, karena pada fase ini mereka belum mumayiz[1]. Jika putra dan putri anda marah, tinggalkan dia dan jangan ditanggapi. Merupakan kesalahan besar memenuhi segala keinginannya hanya karena kemarahannya. Yang semestinya adalah menjelaskan kepadanya mengenai kesalahannya dengan cara yang sederhana ketika dia sudah mulai tenang.
Kita juga mesti mendidik anak kita jika kita marah. Kita akan marah jika berhubungan dengan hak-hak Allah. Raut wajah akan berubah jika melihat kemungkaran yang tidak bisa diubah baik dengan lisan ataupun tangan.

LANGKAH 15
DIDIK AGAR MEMILIKI KECEMBURUAN TERHADAP AGAMA

Sudah semestinya para orang tua mendidik putra-putrinya agar memiliki kecemburuan terhadap agama ini, dan itu adalah metode yang dilakukan oleh generasi salaf[2] umat ini dahulu.

Langkah-langkah praktis menghidupkan kecemburuan terhadap agama pada jiwa putra-putri kita:

1.      Menceritakan kisah-kisah dan permisalan-permisalan anak-anak kecil di masa Sahabat dan Tabi’in akan betapa besarnya kecemburuan mereka terhadap agama ini.
2.      Biarkan mereka menyaksikan apa yang dilakukan musuh-musuh agama ini terhadap anak-anak seusia mereka dari anak-anak kaum muslimin; seperti yang terjadi pada anak-anak di Palestina.
3.      Menyemangati dan memotivasi dengan pemberian hadiah.

LANGKAH 16
KECENDERUNGAN UNTUK MEMILIKI KETERAMPILAN

Pada fase pertama, anak memiliki karakteristik kecenderungan menguasai keterampilan. Hendaknya kita memanfaatkan kesiapan itu untuk menumbuhkan beberapa keterampilan seperti keterampilan berpidato, menulis atau keterampilan-keterampilan lain yang bermanfaat bagi kemajuan umat. Tidak mengapa jika orang tua mengkhususkan waktu walau sehari seminggu untuk mengadakan suatu acara yang dapat meransum dan memotivasi keterampilan itu. Memberikan hadiah agar anak lebih merespons acara atau program itu.

LANGKAH 17
MEMPERKAYA PERKEMBANGAN BAHASA DENGAN CEPAT

Anak menikmati masa awal hidup mereka dengan menyerap secara cepat kosakata bahasa yang diucapkan orang tuanya. Karenanya kedua orang tua harus bersemangat untuk memperkaya putra-putri mereka dalam sisi ini. Baik dalam pembicaraan di antara mereka atau ketika bercerita tentang kisah-kisah Islami yang dikisahkan dengan bahasa formal sehingga dapat menambah perbendaharaan bahasa mereka. Tidaklah lenyap bahasa Arab melainkan ketika kita melalaikannya.
Pengetahuan anak akan bahasa Arab membantu mereka dalam memahami makna kitab dan sunah. Oleh karena itu kita harus konsentrasi pada sisi ini dengan perhatian yang besar.

LANGKAH 18
PENEMU KECIL

Anak-anak pada fase pertama suka membongkar pasang barang. Itu menyerupai perangai seorang penemu dalam membongkar dan merangkainya kembali. Hal itu jangan membuat kita menjadi emosi jika mereka membongkar atau merusak sesuatu. Hal itu terjadi karena kita tidak memberi mereka alternatif yang sesuai. Semestinya kita mengarahkan karakteristik tersebut dengan menanamkan kepada mereka hal-hal penting, seperti keterkaitan kepada rumah Allah. Membongkar pasang dapat membuka wawasan nalar dan akal mereka dan menjadikan mereka bersandar pada diri sendiri sewaktu membongkar sesuatu dan memasangnya kembali.

LANGKAH 19
DICINTAI, DITERIMA DAN DIHARGAI

Anak-anak butuh dicintai, diterima oleh kedua orang tua dan guru mereka. Sudah semestinya ia merasakan bahwa dirinya adalah sumber kebahagiaan, pujian, kebanggaan ibu, ayah, keluarga dan pengajarnya. Jika bicara, yang lain diam mendengar pembicaraannya dan memberinya kesempatan luas. Dengan demikian ia akan merasa diterima, dihargai dan terlihat kecintaan kedua orang tuanya padanya.

LANGKAH 20
MENYUGESTI KEBERHASILAN ANAK

Setiap ayah dan ibu haruslah memiliki target. Targetnya adalah keberhasilan putra-putrinya dalam kehidupan ini. Puncak keberhasilan dari keberadaan mereka adalah terealisasinya penghambaan kepada Allah, Tuhan semesta alam sesuai dengan al-Quran dan sunah. Tentu itu bukan berarti melalaikan keberhasilan mereka dalam perkara duniawi

قال الله تعالى: {رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٗ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ حَسَنَةٗ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ} (البقرة : 201)

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". (QS. Al-Baqarah:201)
Islam pertengahan dalam kebutuhan ruh dan jasad. Tidak ada kerahiban (kependetaan) mutlak tidak pula materialistik murni. Pertengahan dalam memenuhi ransum ruh dan jasad bagi manusia. Anak-anak butuh motivasi keberhasilan hingga sampai kepada tujuannya.
Memang terkadang terdapat beberapa kendala, seperti perbedaan kemampuan dan karakteristik setiap anak. Ayah dan ibu hendaknya memperhatikan keadaan ini sehingga nantinya tidak membebani anak-anak dengan sesuatu di luar kemampuan mereka.
Tidak boleh sama sekali membebani anak dengan pekerjaan sulit melebihi kemampuannya yang akan membuatnya gagal. Karena akibatnya ia akan merasa tidak mampu, kecewa, lemah dan menahan diri untuk melanjutkan aktivitasnya, bahkan menghindarinya.

LANGKAH 21
INTILAQ (MEMULAI)

Semestinya setiap ayah dan ibu memberi kebebasan anak untuk bergerak. Mereka butuh berjalan, berlari, berbicara, memanjat, melompat dan itu adalah tabiat anak-anak yang normal. Yang saya maksud banyak bergerak. Merupakan kesalahan mengekang tabiat tersebut. Ini penting sekali dari sisi kesehatan, karena bergerak bermanfaat bagi pertumbuhan fisik, naluri dan memicu kecerdasannya.
LANGKAH 22
PERSIAPKAN UNTUK MEREKA TEMAN-TEMAN YANG SALEH

Manusia secara tabiat naluriah suka bersosialisasi dan butuh kepada orang lain yang mempergauli, berbicara dengannya, menyertai kegelisahan, kesedihan dan kegembiraannya. Teman memiliki pengaruh yang amat besar dalam pembentukan kepribadian anak. Orang dahulu mengatakan:

"Katakan kepadaku siapa temanmu akan aku katakan siapa engkau."

LANGKAH 23
JADIKAN ANAK MANDIRI

Hendaknya para orang tua membiasakan putra-putrinya mandiri dalam urusan-urusan pribadi mereka dengan cara mereka sendiri. Merupakan kesalahan melayani segala keperluan anak yang mampu mereka lakukan sendiri tanpa perlu batuan orang tua. Karena akan berdampak pada:
1.      Ketergantungan kepada orang tua dalam memenuhi segala kebutuhannya.
2.      Menghidupkan dalam diri anak kemalasan dan suka menyuruh. Setiap yang mereka butuhkan senantiasa datang kepada mereka tanpa kesulitan dan penat.
Berbenturan dengan kenyataan. Karena pada kenyataannya tidaklah segala yang diinginkan bisa didapat tanpa upaya untuk mendapatkannya.

LANGKAH 24
MENJADIKANNYA DAI KECIL

Sugestikan pada diri anak jalan dakwah kepada Allah -azzawajalla-. Agar anak kita menjadi dai kecil yang akan memancarkan cahaya dan penerangan. Kenapa tidak, banyak contoh dalam terbitnya fajar Islam kisah anak-anak kecil yang memiliki kontribusi cemerlang dalam berdakwah kepada Allah.

LANGKAH 25
KENALKAN ANAK DENGAN MUSLIHAT MUSUH-MUSUH AGAMA INI

Penting mengenalkan putra-putri kita apa yang menjadi muslihat musuh-musuh agama ini yang sesuai dengan daya nalarnya. Hal ini memiliki berbagai manfaat, di antaranya:
1.      Agar dia mengetahui keburukan, sehingga dapat menghindari dan menjauh darinya.
2.      Menghidupkan loyalitas pada diri anak, dengan mengenalkan mereka bahwa motivasi muslihat musuh adalah kedengkian terhadap Islam.
Menambah kecintaan terhadap agama.

LANGKAH 26
PUTUS ASA ADALAH JALAN KEGAGALAN

Kepada para ayah dan ibu janganlah mengenalkan jalan keputusasaan di hati anak-anak. Karena orang tua memikul amanah yang besar, hendaknya bersabar dan berjalan ke depan dalam mendidik putra-putrinya pendidikan Islami yang benar, yang menuntun mereka untuk mengamalkan agama ini dan merealisasikan cita-cita dari keberadaan mereka yaitu mengibadahi Allah semata tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu.
Hidup senantiasa diselimuti banyak kendala dan kekurangan. Ketenangan abadi hanyalah di negeri yang kekal akhirat. Adapun dunia, ia adalah negeri amal dan cobaan. Kita hanyalah melintasinya untuk menuju negeri akhirat yang merupakan negeri perhitungan dan balasan. Oleh sebabnya kenapa kita harus berputus asa?!

LANGKAH 27
HENDAKNYA BERSABAR

Kata sabar di dalam al-Quran disebut lebih dari 70 kali. Ini menunjukkan betapa penting dan besarnya kesabaran. Cita-cita dan harapan tidak akan tercapai tanpa kesabaran menapaki kesulitan dan beratnya beban mendidik. Ia merupakan jalan panjang yang dipenuhi kesulitan dan kepenatan. Para orang tua hendaknya menyadari bahwa tanggung jawab ini berat, tidak sekadar menyediakan makan dan minum saja, lebih dari itu. Hendaknya menghiasi diri dengan kesabaran, mengenakannya dan menjadikannya moto dalam mendidik. Orang tua mendapat pahala manakala disertai dengan niat yang saleh.

LANGKAH 28
BERKONSULTASI (BERMUSYAWARAH)

Berkonsultasi amatlah penting dalam pendidikan anak. Ia merupakan tahapan pendidikan terpenting dan salah satu fondasi pokok. Yang demikian karena ia memiliki banyak manfaat dan hasil yang paripurna bagi yang mempraktekkan dan memperhatikannya. Ia menjauhkan kita dari problematika yang sebetulnya solusi dari problematika tersebut kita miliki. Oleh karena itu, kita hendaknya berkonsultasi kepada spesialis dalam perkara ini dari para alim ulama yang  terpercaya agama dan amalnya.
Al-Hasan al-Bashri -rahimahullah- berkata:
"Demi Allah, tidaklah suatu kaum bermusyawarah, melainkan diberi petunjuk kepada yang lebih baik dari keadaan mereka semula." Kemudian dia membaca:
"...Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka..." (QS.Syuro:38)[3]

LANGKAH 29
ISTIKHARAH (Meminta Petunjuk Kepada Allah)

Ia merupakan petunjuk nubuat yang diajarkan Rasulullah kepada kita. Sebagaimana yang dikatakan oleh Jabir Ibn Abdullah -radiallahu'anhuma-:
"Rasulullah mengajarkan kami istikharah dalam setiap perkara sebagaimana mengajarkan kami surat dari surat-surat al-Quran dan bersabda:
"Jika salah seorang dari kalian ragu dalam suatu perkara, hendaknya melakukan shalat dua rakaat sunah, lalu mengucapkan :

((اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ  وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ  فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ  اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي - أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ - فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ  وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي - أَوْ قَالَ فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ - فَاصْرِفْهُ عَنِّى وَاصْرِفْنِي عَنْهُ  وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي))

[Allahumma inni astakhiruka bi ilmika, wa astaqdiruka bi qudrotika, wa as aluka min fadhlikal adzhim, fa innaka taqdiru walaa aqdir, wa ta'lamu walaa a'alam, wa anta 'allamul ghuyuub. Allahumma in kunta ta'lamu anna hadzal amro khairun lii fii diinii wa ma'aasyi wa 'aaqibatu amrii –'aajili amrii wa aajilihi- faqdurhu lii, wa yassirhu li tsumma baarik lii fiihi, wa in kunta ta'lamu anna hadzal amro syarrun lii fii diini wa ma'aasyi wa 'aaqibatu amri –'aajili amrii wa aajilihi- fashrifhu 'anni washrifnii 'anhu, waqdir lialkhairo haitsu kaana tsumma ardhinii bihi. ][4]
Tidak akan menyesal siapa pun yang beristikharah (meminta petunjuk) kepada Sang Pencipta dan bermusyawarah kepada kaum mukminin serta mempelajari permasalahannya. Allah -subhânahu wata'âla-  berfirman:
"…dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Apabila kamu telah membulatkan tekad, bertawakkallah kepada Allah." (QS. Ali Imran:159)

LANGKAH 30
BERDOA KEMUDIAN BERDOA

Wahai para ayah yang baik dan ibu yang penyayang, atas kalian berdoa, kemudian berdoa; agar Allah memberi kalian taufik dalam mendidik anak-anak kalian dengan pendidikan yang saleh yang mengarahkan mereka berkhidmat kepada agama yang agung ini.
Doa memiliki peran yang amat penting dalam kesalehan dan kebaikan anak. Berapa banyak doa yang bertepatan dengan waktu pengabulan menjadi sebab kebahagiaan anak di dunia dan akhirat. Dan berapa banyak pula doa yang menyimpangkan jalan anak yang menjadikannya menapaki jalan sesat dan menyimpang. Sungguh demi Allah, berdoalah dengan doa yang saleh dan jangan meninggalkan langkah-langkah yang telah disampaikan sebelumnya.


â  Sekaligus untuk tidak memberi kesempatan mereka mendapatkan maklumat salah yang mereka serap dari sumber yang keliru seperti tv dan sebagainaya.
[1] Belum dapat membedakan antara kebenaran dengan keburukan yang sederhana.
[2] Salaf secara harfiah artinya terdahulu. Maksudnya adalah tiga generasi pertama Islam; generasi sahabat Nabi, Tabi’in dan Tabi’ut tabi’in -pent.
[3] Al-Bukhari, al-Adab al-Mufrod.
[4] Al-Bukhari no.6382. Kitab ad-Da'waat ( doa) bab: Du'a 'Inda Istikharah (doa ketika beristikharah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar