automated backlinks

Kamis, 14 Juni 2012

MEMBANGUN JIWA KEWIRAUSAHAAN

By. Drs. Saukani Hasan


Pendahuluan
Membangun jiwa kewirausahaan harus dimulai dari adanya kesadaran  bahwa jiwa kewirausahaan dapat ditumbuhkan melalui berbagai cara dan  strategi. Wirausaha bukan semata-mata masalah bakat (meskipun bakat  tetap merupakan faktor penting), tetapi juga sebuah motivasi,  perjuangan dan keinginan yang kuat untuk mewujudkannya.
Menjadi wirausaha atau tidak menjadi wirausaha, sesungguhnya  merupakan pilihan hidup. Tetapi    pilihan yang tidak didasari atas pemahaman, pertimbangan dan pengetahuan yang luas  dan  mendalam  mengenai apa yang akan dilakukan, dapat menjadi awal yang tidak baik  jika  ternyata  pilihan  tersebut  dikemudian hari ternyata keliru.  Pilihan menjadi wirausaha merupakan alternatif yang paling  menjanjikan  untuk  kehidupan  yang  akan  datang.  Sayangnya  pilihan  menjadi  wirausaha  ini  belum begitu banyak tumbuh di kalangan generasi muda kita.  Untuk itu  membangun  jiwa  kewirausahaan  harus  terus  menerus  dilakukan  oleh  siapapun yang  peduli   terhadap masa depan  dirinya,    keluarga   dan  masyarakat. 
Intensi menjadi wirausaha yang cukup tinggi,  tidak  selalu  diikuti  oleh  perilaku  wirausaha dalam      bentuk  mendirikan,  mengelola, dan  mengembangkan usaha. Di sini ada faktor-faktor  lain yang menyebabkan  mengapa  mereka  hanya  sekedar menginginkan  tetapi  tidak  berani ’memulai’ atau ’mewujudkannya’.   
1.         KEPRIBADIAN WIRAUSAHA
Hasil studi seorang pakar kewirausahaan Indonesia Sukardi (1991) menyimpulkan adanya sifat-sifat umum wirausaha:
  1. Sifat instrumental, yaitu tanggap terhadap peluang dan kesempatan berusaha maupun yang berkaitan dengan perbaikan kerja 
  2. Sifat prestatif, yaitu selalu berusaha memperbaiki prestasi, mempergunakan umpan balik, menyenangi tantangan dan berupaya agar hasil kerjanya selalu lebih baik dari sebelumnya 
  3. Sifat keluwesan bergaul, yaitu selalu aktif bergaul dengan siapa saja, membina kenalan-kenalan baru dan berusaha menyesuaikan diri dalam berbagai situasi 
  4. Sifat kerja keras, yaitu berusaha selalu terlibat dalam situasi kerja, tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai. Tidak pernah memberi dirinya kesempatan untuk berpangku tangan, mencurahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan, dan memiliki tenaga untuk terlibat terus menerus dalam kerja 
  5. Sifat keyakinan diri, yaitu dalam segala kegiatannya penuh optimisme bahwa usahanya akan berhasil. Percaya diri dengan bergairah langsung terlibat dalam kegiatan konkrit, jarang terlihat ragu-ragu. 
  6. Sifat pengambil resiko yang diperhitungkan, yaitu tidak khawatir akan menghadapi situasi yang serba tidak pasti di mana usahanya belum tentu membuahkan keberhasilan. Dia berani mengambil resiko kegagalan dan selalu antisipatif terhadap kemungkinan-kemungkinan kegagalan. Segala tindakannya diperhitungkan secara cermat. 
  7. Sifat swa-kendali, yaitu benar-benar menentukan apa yang harus dilakukan  dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri 
  8. Sifat inovatif, yaitu selalu bekerja keras mencari cara-cara baru untuk memperbaiki kinerjanya. Terbuka untuk gagasan, pandangan, penemuan-penemuan baru yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerjanya. Tidak terpaku pada masa lampau, gagasan-gagasan  lama, tetapi berpandangan ke depan dan mencari ide-ide baru 
  9. Sifat mandiri, yaitu apa yang dilakukan merupakan tanggung jawab pribadi. Keberhasilan dan kegagalan dikaitkan dengan tindakan-tindakan pribadinya. Dia lebih menyenangi kebebasan dalam mengambil keputusan untuk bertindak dan tidak mau bergantung pada orang lain.
2.         SIFAT-SIFAT UNGGUL WIRAUSAHA
Dari berbagai studi ilmiah tentang kewirausahaan, ditemukan sedikitnya terdapat 19 sifat penting wirausaha. Dari 19 sifat tersebut dikelompokkan menjadi 6 sifat unggul dari wirausaha:
  1. Percaya diri, terdiri atas sifat yakin, mandiri, individualitas, optimisme, kepemimpinan, dan dinamis
  2. Originalitas,  terdiri atas sifat inovatif, kreatif,  mampu mengatasi masalah baru, inisiatif, mampu mengerjakan banyak hal dengan baik, dan memiliki pengetahuan
  3. Berorientasi manusia, terdiri atas sifat suka bergaul, fleksibel,  responsif terhadap saran/kritik
  4. Berorientasi hasil kerja, terdiri atas sifat ingin berprestasi, berorientasi keuntungan,  teguh, tekun, determinasi, verja keras, penuh semangat dan penuh energi
  5. Berorientasi masa depan, terdiri atas sifat pandangan ke depan, dan ketajaman persepsi
  6. Berani ambil resiko, terdiri atas sifat mampu ambil resiko, suka tantangan.
3.         CIRI WIRAUSAHA BERHASIL
Ketika seorang telah memasuki dunia usaha (praktik bisnis), faktor-faktor kepribadian juga tetap memegang peranan penting sebagai pendorong keberhasilan wirausaha. Menurut studi yang dilakukan di AS terhadap para pelaku usaha kecil, ditemukan bahwa setidaknya ada 9 ciri wirausaha yang berhasil, yang dibagi ke dalam tiga kategori :
  1. Ciri proaktif, yaitu inisiatif yang tinggi dan asertif
  2. Ciri orientasi prestasi, yaitu melihat kesempatan/peluang dan bertindak langsung, orientasi efisiensi, menekankan pekerjaan dengan kualitas tinggi, perencanaan yang sistematis, dan melakukan monitoring
  3. Ciri komitmen, yaitu komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan, dan menyadari pentingnya hubungan bisnis yang mendasar.
4.         TIPE KEPRIBADIAN WIRAUSAHA
Seorang ahli kepribadian, Miner (1996)  mengajukan sebuah pandangan baru tentang tipe kepribadian wirausaha dikaitkan dengan kemungkinan keberhasilan dalam mengelola usaha.
1)      Tipe personal achiever, mereka memiliki ciri-ciri wirausaha sebagai berikut :
a.     memiliki kebutuhan berprestasi
b.    memiliki kebutuhan akan umpan balik
c.     memiliki kebutuhan perencanaan dan penetapan tujuan
d.    memiliki inisiatif pribadi yang kuat
e.    memiliki komitmen pribadi yang kuat untuk organisasi
f.      percaya bahwa satu orang dapat memainkan peran penting
g.     percaya bahwa pekerjaan seharusnya dituntun oleh tujuan pribadi bukan oleh hal lain
2)      Tipe supersales person, mereka memiliki ciri ciri-ciri wirausaha sebagai berikut :
a.     memiliki kemampuan memahami dan mengerti orang lain
b.    memiliki keinginan untuk membantu orang lain
c.     percaya bahwa proses-proses sosial sangat penting
d.    kebutuhan memiliki hubungan positif yang kuat dengan orang lain
e.    percaya bahwa bagian penjualan sangat penting untuk melaksanakan strategi perusahaan
3)      Tipe real managers, mereka memiliki ciri-ciri wirausaha sebagai berikut :
a.    keinginan untuk menjadi pemimpin perusahaan
b.    ketegasan
c.     sikap positif terhadap pemimpin
d.    keinginan untuk bersaing
e.    keinginan berkuasa
f.     keinginan untuk menonjol di antara orang lain
4)      Tipe expert idea generator, mereka memiliki ciri-ciri wirausaha sebagai berikut :
a.    keinginan untuk melakukan inovasi
b.    menyukai gagasan-gagasan
c. percaya bahwa pengembangan produk baru Sangat penting untuk menjalankan strategi organisasi
d.    inteligensi yang tinggi
e.    ingin menghindari resiko dalam arti sifat kehati-hatian
Dari ke empat tipe tersebut, menurut Miner (1996), tipe kepribadian akan menentukan bidang usaha apa yang akan membawanya kepada keberhasilan.
1) Tipe personal achiever, akan sukses bila terus menerus menghadapi rintangan dan  menghadapi krisis, dan dalam menghadapi segala hal berusaha sedapat mungkin bersikap positif.
2)  Tipe supersales person, mereka akan berhasil kalau memanfaatkan banyak waktunya untuk menjual dan minta orang lain mengelola bisnisnya
3)   Tipe real managers, mereka akan berhasil kalau ia memulai usaha baru dan mengelola sendiri usaha tersebut 
4)   Tipe expert idea generator, mereka akan berhasil kalau terjun ke bisnis dengan teknologi tinggi.
5.         MEMBANGUN MOTIVASI SUKSES
Umur berapa rata-rata orang memulai berwirausaha? Salah satu studi yang dilakukan terhadap para enterpreneur yang telah berhasil dalam dunia bisnis di negara maju, diketahui bahwa usia rata-rata mereka memulai bisnis adalah sbb :
No.
Usia Mulai Wirausaha
Prosen (%)
1
< 20 tahun
1
2
20 – 24 tahun
8
3
25 – 29 tahun
17
4
30 – 34 tahun
21
5
35 – 39 tahun
18
6
40 – 44 tahun
15
7
45 – 49 tahun
9
8
50 – 54 tahun
7
9
> 54 tahun
4
Dari data tersebut kebanyakan orang berwirausaha berada di kelompok usia 25 – 44 tahun.  Anda belum terlambat untuk meraih kesuksesan melalui karir kewirausahaan. 
Setiap orang kalau ditanya pasti ingin sukses dalam hidupnya. Tetapi ketika kita mencoba melakukan telaah apa yang biasa dilakukan kebanyakan orang, ternyata sebagian besar dari mereka membungkus
diri dengan kesulitan. Mereka tidak sadar sesungguhnya banyak hal yang bisa dilakukan tetapi mereka tidak melakukan. Banyak hal yang mereka harus tidak melakukan (karena hal itu dapat merusak motivasi) tetapi malah ia lakukan. Itulah yang saya sebut sebagai membungkus diri dengan kesulitan.
Coba perhatikan kasus di bawah ini.
Seorang pengusaha (sebut saja Pak Indra) yang mengalami kebangkrutan, mereka kemudian merenungkan dan mencoba mencari sebab-sebab kegagalan. Pada satu waktu akhirnya Pak Indra menyadari dan menemukan ternyata salah satu sebab kegagalannya adalah dia teledor kurang kontrol terhadap karyawan yang memegang bagian keuangan. Karena dia menemukan faktornya, akhirnya ia bersemangat lagi mencari peluang bisnis baru dan mengelolanya dengan lebih hati-hati dan teliti serta kontrol yang jelas.
Seorang pengusaha yang lain mengalami nasib yang sama (sebut saja Pak Anton) gagal dalam bisnis. Pak Anton kecewa berat dengan kegagalan bisnisnya ini. Untuk menutup kecewanya dan juga rasa malu kepada orang lain, keluarga, relasi dan juga konsumen, maka dia mengambil sikap menutup diri di rumah dan jarang ke luar rumah. Sampai beberapa lama ia tidak lagi bangkit dan memilih menjadi pengangguran. 
Amati kemacetan kota Jakarta yang tidak mengenal ampun. Sebagian orang ’ngedumel’ dan memaki-maki, sebagian lagi menjalaninya sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Apa yang bisa ditarik dari dua contoh kasus tersebut?. Yang membuat kejadian menjadi masalah sebenarnya bukannya kejadian itu sendiri, tetapi bagaimana kita mempersepsikan kejadian. Jadi kuncinya terletak pada jendela persepsi. Persepsi tidak hanya menjadi pencipta dan pemusnah masalah, tetapi ia juga bisa menghadirkan gembok kokoh yang susah dibuka.
Gede Prama (2004) dalam bukunya Sukses dan Sukses, mencontohkan bahwa kata-kata seperti: tidak bisa, tidak mungkin, tidak berpengalaman, tidak berpendidikan, tidak cukup umur, terlalu tua, tidak pernah mencoba, tidak cocok, tidak punya bakat adalah sebagian kecil deretan gembok yang diproduksi ’persepsi’. 
Kokoh tidaknya gembok terakhir memang sangat relatif, dan bisa tidaknya kita keluar dari sini lebih banyak ditentukan oleh ketekunan dan keyakinan yang bersangkutan.  Bill Gates hanyalah seorang manusia yang sekolahnya tidak selesai, namun prestasinya melewati banyak sekali manusia sekolahan.
Cory Aquino  hanyalah seorang perempuan biasa yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, tetapi mampu mengubah sejarah Filipina secara meyakinkan.
Singapura hanyalah sebuah pulau kecil dengan penduduk yang kecil juga, namun ia mampu menguasai ekonomi regional dan mempengaruhi negara-negara lain yang jauh lebih besar dalam banyak hal.
Anthony Robbins adalah seorang anak muda yang berpenyakit sejak lahir, namun menjadi kaya raya karena bangkit dan kemudian ’membagi’ ilmu kebangkitannya kepada orang lain..
Kenji Eno adalah anak muda belum berusaia 30 tahun yang putus sekolah saat SMU, sekarang oleh Business Week disebut sebagai bintang asia ’dewa’ industri game.
Apa yang menjadi kunci dari semua keberhasilan itu. Menurut Gede Prama (2004) setidaknya empat hal harus menjadi perhatian :
1)   To dream the impossible dream. Milikilah keberanian untuk bermimpi tentang kehidupan yang lebih baik. Ingat, mimpi, cita-cita dan sejenis adalah pompa yang membuat kehidupan berdenyut penuh semangat.
2)   The power of consistency. Lihatlah air yang menetesi batu yang sama terus menerus, ternyata berbekas juga kan. Demikian juga dengan keberhasilan dan kemajuan.
3)  Bermain-main dengan ide. Tidak ada yang tidak mungkin bagi manusia yang berani bermain-main dengan ide. Lebih-lebih bila ditambah dengankeberanian untuk melaksanakannya.
4)   Banjiri diri anda dengan dunia yang penuh kemungkinan–kemungkinan. Ia bisa dilakukan dengan membaca, melihat, mencoba, dan positive self talk.
Keyakinan diri, kemauan yang kuat, motivasi sukses dapat dibangun  simoncell dengan merenungi kalimat-kalimat dan bait-bait berikut ini:
        Hari ini aku bekerja di tempat orang
        Besok lusa orang bekerja di tempat aku
        Hari ini memeras keringat menjemur diri
        Besok lusa berada di ruang ber AC
        Hari ini aku mengharap belas kasih
        Besok lusa aku memberi belas kasih
        Hari ini aku diperintah
        Besok lusa aku memerintah
        Hari ini aku menjadi makmum ekonomi
        Besok lusa aku menjadi imamnya
        Hari ini aku menerima zakat
        Besok lusa aku pembayar zakat
        Hari ini aku nyadong gaji
        Besuk lusa aku membayar gaji
        Hari ini aku menjadi  kuli kasar
        Besok lusa bergelar majikan dan saudagar
Menurut para ahli psikologi, sukses bukan hasil akhir. Sukses berarti proses terus menerus menjadi lebih, baik secara fisik, intelektual, emosional, sosial, finansial, maupun spiritual, sambil berkontribusi secara positif bagi orang lain (Anthony Robbins). Sementara itu Jen Z.A. Han mengartikan ’sukses adalah perwujudan progresif tujuan-tujuan yang berharga. Sukses adalah perjalanan progresif, bukan tujuan akhir yang mau dicapai. Jadi kata kuncinya ’sukses adalah proses menjadi .... (lebih baik), yaitu pencapaian progresif tujuan-tujuan yang berharga, bukan tujuan akhir yang ingin dicapai.
Untuk menjadi sukses orang harus : 
1)   MENYADARI : arti sukses, nilai potensi diri, nilai potensi orang lain, nilai waktu. Sukses adalah akibat dari sebab-sebab yang kita lakukan. Tidak ada sukses tanpa tindakan-tindakan tertentu yang mengawalinya.
2)  MENGINGINKAN : keinginan yang terumuskan secara jelas dalam bentuk target2 yang cukup berharga untuk diperjuangkan, akan mampu menggerakkan kita menuju hasil akhir sukses.
3)    MEMPERJUANGKAN : lima unsur (1) antusiasme (semangat dan motivasi), (2) komitmen, (3) tindakan nyata (4) ulet, tidak mudah putus asa (5) do’a. 
MENGAPA IA SUKSES DAN SAYA TIDAK  tergantung beberapa sebab.
a.       Hambatan dalam memaknai ‘SUKSES’
b.      Hambatan pribadi (kemampuan, motivasi)
c.       Hambatan lingkungan (keluarga, masyarakat, pemerintah, organisasi, adat istiadat,dll)
d.  Hambatan dalam mengelola Sumber Daya (kerjasama, sistem organisasi, jaringan, peluang, sarana prasarana, orang, dll. 
Anda termasuk tipe yang mana dari 4 tipe orang sukses di bawah ini 
1)  TIDAK PUNYA TEORI DAN TIDAK MELAKUKAN BANYAK HAL : mereka adalah miskin kesadaran, miskin pengertian, miskin tindakan. Hidup tak terarah.
2)  PUNYA TEORI TIDAK DIPRAKTIKKAN : ada potensi, tetapi tidak digunakan. Hidup mereka biasa-biasa saja
3) TIDAK PUNYA TEORI TETAPI MELAKUKAN TINDAKAN : mereka digerakkan oleh kekuatan dari dalam, motivator sejati, mereka adalah otodidak
4)  PUNYA TEORI DAN MEMPRAKTIKKAN : kondisi ideal yang diinginkan semua orang. Mereka adalah orang sukses sejati. 
PENYEBAB HILANGNYA MOTIVASI
1)      Selalu berpikir negatif
2)      Perasaan tidak berharga
3)      Suasana kerja 
4)      Penghargaan (reward)
5)      Keadilan dan partisipasi
6)      Tidak adanya kedisiplinan
MILIKI 8 KEBIASAAN MANUSIA EFEKTIF
1)      Proaktif, bukan menunggu
2)      Berorientasi pada tujuan
3)      Bekerja berdasarkan prioritas
4)      Berpikir ‘win-win’ (integritas, dewasa, positif)
5)      ‘give and receive’ bukan ‘take and give’
6)      Bersinergi, bekerjasama
7)      Selalu melakukan perbaikan diri
8)      Menggunakan energi spiritual
MILIKI ETOS KERJA SUKSES
1)      Sanggup bekerja benar (kerja itu suci, kerja sebagai panggilan)
2)      Sanggup bekerja keras (kerja itu sehat, kerja sebagai aktualisasi diri)
3)      Sanggup bekerja tulus (kerja itu rahmat, kerja sebagai tanda terima kasih/syukur)
4)      Sanggup bekerja tuntas (kerja itu amanah, kerja merupakan tanggung jawabku) 
5)      Sanggup bekerja kreatif (kerja itu seni, kerja sebagai kesukaan)
6)      Sanggup bekerja serius (kerja itu ibadah, kerja sebagai pengabdian)
7)      Sanggup bekerja sempurna (kerja itu mulia, kerja merupakan sebuah pelayanan)
8)      Sanggup bekerja unggul (kerja itu kehormatan, kerja sebagai kewajiban).  
6.         REVOLUSI SIKAP MENJADI ENTREPRENEUR
Apakah Anda ingin kaya? Kalau ya, ada tiga cara menjadi kaya (Dion Alexander Nugraha, 2008), yaitu (1) mewarisi uang, (2) menikahi orang kaya, dan (3) menghasilkan uang. Untuk yang nomor 1 dan 2, barangkali tergantung pada nasib. Tetapi untuk yang ketiga, sesungguhnya merupakan peluang yang dapat diperjuangkan bagi setiap orang. Kaya tidak harus secara materi, tetapi juga pribadi yang kaya yang dapat mengembangkan kekuatan diri sendiri tanpa batas untuk mencapai sesuatu.
Menurut Dion (2008) dalam bukunya yang berjudul 8 Revolusi Sikap Menjadi Entrepreneur, ditegaskan bahwa jika Anda  seorang pemilik usaha kecil yang ingin berkembang, seorang wiraswasta berprospek, seorang yang ingin mendaki tangga karir, atau bahkan seorang yang belum memutuskan arah mana yang hendak diambil, maka 8 revolusi sikap menjadi entrepreneur, perlu mendapatkan perhatian.
1)      Berani mencoba (memulai)
2)      Sikap terhadap uang (pengendalian dalam penggunaan uang)
3)  Mematahkan mitos (untuk menjadi kaya kita harus terlahir kaya, kita harus cemerlang secara akademis, semua itu hanyalah keberuntungan, latar belakang keluarga yang mapan, harus memiliki kepribadian sesuai dengan tren yang diinginkan, kita harus muda agar kita sukses, kita harus melakukan kejahatan agar kaya). Semua mitos tersebut hatus dipatahkan
4)  Kekuatan dalam sebuah kegagalan (kegagalan adalah guru yang terbaik, kegagalan akan membuat Anda mengubah tindakan, kegagalan akan membuat lebih berhati-hati, kegagalan membuat kita lebih waspada
5)      Miliki motivasi diri
6) Deklarasi sikap dengan perkataan. Untuk membangun jiwa kewirausahaan, Dion menawarkan model deklarasi sikap yang diberi nama ’Successibility thinking’ Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Gerry Robert, yaitu menggambarkan suatu sikap menolak untuk menyerah, tindakan atau aksi yang harus dikerjakan tanpa henti. Ada 31 deklarasi sikap yang harus diucapkan terus menerus setiap saat. Di antaranya adalah : Saya adalah orang hebat; Saya bisa karena saya berpikir saya bisa;  Saya orang kuat; Saya percaya segalanya dimungkinkan; Saya mengawalinya dengan senyum; Saya adalah orang yang optimis; Saya adalah orang yang selalu berpikir positif; Saya menikmati hidup, meski terkadang musibahmenimpa; Saya akan maju terus; Saya akan mengisi hidup saya segala dengan hal yang positif; Tidak ada orang yang sempurna termasuk saya; Saya bagaikan memiliki berlian di dalam diri saya; Saya orang yang penuh komitmen; Saya adalah orang yang memiliki daya imajinasi tanpa batas; Dst. 
7)      Sadar akan kelemahan diri
8)      Konsisten dan ’action’.
Di samping itu ada 5 sikap dasar yang harus kita miliki dalam berusaha, apapun jenis usaha atau pekerjaan yang harus dilakukannya.
1)      Disiplin
2)      Kejujuran
3)      Tanggung jawab
4)      Tekun dan fokus
5)      Keseimbangan hubungan antar sesama dan Tuhan sebagai sumber apapun.
7.         KEUNTUNGAN BERWIRAUSAHA
Setelah mempelajari berbagai aspek dari kewirausahaan, kita dapat membuat sebuah deskripsi tentang keuntungan dan kerugian berwirausaha dibandingkan dengan menjadi pekerja pada orang lain.
Keuntungan dan
Kerugian

Wirausaha

Pekerja
Keuntungan/
kekuatan
1.       tidak bergantung orang lain 
1.       bergantung orang lain


2.       mengambil keputusan sendiri
2.       tidak dapat mengambil keputusan sendiri

3.       kreativitas dan ide untuk maju berkembang terus
3.       kreativitas tergantung lingkungan kerja

4.       loyalita terhadap pekerjaan 
4.       loyalitas terhadap pimpinan

5.       pendapatan dirancang sendiri (besar nya pendapatan diatur sendiri)
5.       pendapatan ditentukan orang lain

6.       bebas dalam mengatur irama pekerjaan
6.       bekerja berdasarkan tekanan dan keteraturan (tidak bebas)

7.       mengendalikan orang lain 
7.        dikendalikan orang lain

8.       fleksibel dalam waktu dan tempat
8.       kaku baik tempat maupun waktu bekerja

9.       aturan sederhana 
9.       aturan ketat

10.   birokrasi pendek dan mudah
10.   birokrasi panjang dan rumit

11.   prestasi pegawai dihargai (misalnya bonus tahunan, tunjangan prestasi, dll) 
11.   prestasi dan yang tidak berprestasi cenderung dihargai sama.

12.   berpeluang besar menjadi kaya
12.   sulit menjadi orang kaya

Dst.
Dst.
Kerugian/
Kelemahan
1.       kalau ada resiko ditanggung sendiri
1.       kalau ada resiko ditanggung oleh  kantor/perusahaan

2.       mungkin mudah berganti bidang bisnis
2.       cenderung tetap dalam  satu bidang

3.       butuh modal atau sumber daya yang harus disiapkan sendiri
3.       modal atau sumber daya disiapkan atau ditanggung oleh perusahaan/ kantor

4.       dibutuhkan kemampuan membaca dan keberanian mengambil peluang yang tumbuh di masyarakat untuk pengembangan usaha
4.       kemampuan membaca peluang tidak dituntut  bagi karyawan


5.       jika kurang perhitungan, pengen dalian keuangan sendiri beresiko pada kegagalan usaha
5.       pengendalian keuangan ada di perusahaan.


Dst.
Dst.

Berdasarkan deskripsi di atas, cobalah Anda pikirkan, dan kemudian buatlah daftar tambahan tentang keuntungan dan kerugian berwirausaha dibandingkan dengan menjadi karyawan atau pekerja bagi orang lain.
Nilai-Nilai Dan Jiwa Kewirausahaan Yang Harus  Terinternalisasi Ke Dalam Diri Antara lain :
1.       pencari peluang
2.       memulai
3.       berani ambil resiko dan bertanggung jawab
4.       kreatif inovatif
5.       disiplin dan menghargai waktu
6.       kerja keras, fokus
7.       ulet dan tidak mudah putus asa
8.       menghargai uang, hemat dan menabung
9.       motivasi untuk berprestasi’
10.   mengutamakan nilai tambah
11.   internal locus of controll
12.   kerjasama
13.   optimalisasi sumber daya.
14.   dll
8.         ETIKA BISNIS
Etika merupakan pedoman moral dalam kehidupan manusia yang akan membimbing manusia untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Oleh
karena itu dalam berbisnis, etika harus ditegakkan. Jika dalam bisnis tidak lagi memperhatikan etika, maka perusahaan itu cepat atau lambat, pasti akan menuju kepada kehancurannya. 
Banyak contoh praktik-praktik kotor dalam dunia bisnis yang akhirnya membawa kehancuran.  Maraknya KKN antara politisi dan pengusaha, praktik suap dan markup, menyogok pejabat untuk mendapatkan proyek, mendirikan bank untuk mengeruk uang rakyat dan kemudian digunakan untuk membiayai bisnis group, serta tindakan-tindakan mengelabui bank  (Yopi Hendra dan Deny Riana, 2008).
Belum lagi persaingan usaha yang cenderung saling menjatuhkan, konsumenlah akhirnya yang  dirugikan. Bisnis yang tidak beretika pada level apapun akan berujung pada kehancuran. Karena itu agar bisnis bertahan dan berkembang dengan baik, etika bisnis harus ditegakkan. 
Falsafah etika bisnis, antara lain dapat merujuk ke ayat Al Qur’an Surat Al Jum’ah (10) ’Dan apabila selesai sholat, maka hendaklah kamu bertebaran di muka bumi, dan carilah karunia Allah (rizki) dan ingatlah sebanyak-banyaknya kepada Allah, agar kamu mendapatkan kejayaan.
Jadi bisnis (mencari rizki) harus selalu disertai mengingat (dzikir) kepada Allah, karena dzikir atau ingat kepada Allah akan mengendalikan diri dari kemungkinan melanggar etika bisnis. Dengan ingat kepada Allah ’kejayaan’ (sukses) dijamin oleh Allah akan dapat diraih.
Falsafah lain tentang etika bisnis dapat ditemukan dalam Q.S. Alqosos  (77) : Dan carilah dalam karunia yang Allah berikan kepadamu itu kebahagiaan di akherat, tetapi jangan lupa mencari kebahagiaanmu di dunia, dan berbuat baiklah kepada sesama manusia sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kalian. Dan janganlah berbuat kerusakan di muka bumi.
Kesimpuilannya mencari kebahagiaan (kesuksesan dalam berbisnis) harus disertai dengan berbuat baik kepada sesama  manusia dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Ini adalah bagian dari etika bisnis. 
Etika bisnis merupakan bagian dari proses menegakkan dan membangun sebuah peradaban. Mahatma Gandi pernah berucap, bahwa ada 7 macam dosa yang jika dilakukan terus menerus akan membawa maut bagi suatu tatanan masyarakat termasuk organisasi/ perusahaan (Mahatma Gandi : Stephen R. Covey, 1991)
1.       Kaya tanpa kerja (wealth without work)
2.       Nikmat tanpa nurani (pleasure without conscience)
3.       Ilmu tanpa karakter (knowledge without character)
4.       Bisnis tanpa moralitas (commerce without morality)
5.       Sains tanpa kemanusiaan (science without humanity)
6.       Agama tanpa pengorbanan (religion without sacrifice)
7.       Politik tanpa prinsip (politices without principles)
Praktik bisnis di semua belahan dunia telah mengalami pergeseran yang besar. Bisnis yang semula dianggap sebagai semata-mata mencari keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan  etika dan moralitas, tetapi sejak tahun 2002 para pelaku bisnis AS dan Eropa bahkan juga Australia mulai menyadari peranan spiritualitas dalam mendorong keberhasilan bisnis. Tahun 2002 ‘Harvard Business School’ mengeluarkan rangkuman hasil diskusi para Top Eksekutif Internasional dari berbagai belahan Dunia, dengan judul “Does Spirituality Drive Success”? Ada 5 hal yang dihasilkan dari spirituality : (1) integritas/kejujuran, (2) energi/semangat, (3) inspirasi/ide dan inisiatif, (4) wisdom/bijaksana, dan (5) keberanian dalam mengambil keputusan.
Sepanjang tahun 1987, 1995, dan 2002, sebuah lembaga Internasional “The Leadership Chalenge” telah melakukan penelitian terhadap CEO di 6 Benua (Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Asia dan Australia). Apa Kesimpulannya? Sebuah era spiritualitas  telah dijadikan inti dari praktik bisnis modern untuk mengejar sebuah kesuksesan.
Hasil studi AS terhadap para top CEO tersebut, menghasilkan sebuah peringkat karakter CEO ideal, dan yang menarik adalah bahwa kejujuran menduduki ranking pertama dari 10 karakter utama CEO ideal.
Kita tahu bahwa ‘jujur’ adalah salah satu indikator kunci dari etika bisnis.
Selengkapnya kesepuluh karakter tersebut berdasarkan ranking adalah sebagai berikut :
1)      Honest (jujur)                                                 = 88%
2)      Forward looking (berpikiran maju)                 = 71%
3)      Competent                                                     = 66%
4)      Inspiring (dapat memberi inspirasi)                = 65%
5)      Intelligent (cerdas)                                         = 47%
6)      Fair-minded (adil)                                          = 42%
7)      Broad-minded (berpandangan luas)              = 40%  
8)      Supportive (mendukung)                               = 35%
9)      Straight forward (terus terang/jujur)               = 34%
10)   Dependable (dapat diandalkan)                    = 33%) 
Abul  A’la al-Maududi dalam bukunya Esensi Al Qur’an sebagaimana dikutip  Yopi Hendra dan Deny Riana (2008) dalam bukunya ‘Spiritual Entrepreneur’ ada beberapa etika dalam berbisnis (menurut pandangan al Qur’an) :
1)      Jangan memakan harta benda orang lain dengan cara yang batil.
2)      Menjaga amanah yang diberikan kepadanya
3)      Jangan makan harta anak yatim secara zalim
4)      Jangan curang dengan cara antara lain mengurangi takaran dalam timbangan
5)      Jangan (berdagang, memproduksi) minum-minuman khamar, berjudi, mengundi nasib
6)      Tidak memakan riba
7)    Jika melakukan utang piutang, jika mengalami kesulitan, hendaklah diberikan tangguh sampai berkelapangan
8)      Memberikan sedekah atas harta yang dimiliki kepada orang lain
Etika bisnis sesungguhnya akan memperkokoh keberadaan perusahaan yang dikelola. Etika bisnis sekaligus membangun sebuah kepercayaan konsumen terhadap produk bisnis yang dijual dan perusahaan yang dikembangkan. Karena itu implementasi dari etika bisnis, dapat diidentifikasi secara sederhana dalam model matrik sebagai berikut :
Matrik Identifikasi Perilaku Bisnis yang beretika dan tidak beretika.

No

Aspek Bisnis
Contoh perilaku
beretika
Contoh perilaku tidak beretika
1
Etika dalam memilih jenis produk usaha yang akan dikembangkan
  1. produk yang dijual barang halal
  2. bahan baku diperoleh secara sah
  3.  dst. ........
1. produk yang dijual barang haram
2. bahan baku diper oleh secara tidak sah (mis.hasil rampokan)
3.       dst. ...
2
Etika dalam pengelolaan usaha


3
Etika terhadap konsumen


4
Etika dalam hubungan terhadap sesama pengusaha


5
Etika terhadap lingkungan sosial dan pemerintah


6
Etika terhadap investor/ lembaga keuangan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar