By. Drs. Saukani Hasan
Pendahuluan
Membangun jiwa kewirausahaan harus
dimulai dari adanya kesadaran bahwa jiwa
kewirausahaan dapat ditumbuhkan melalui berbagai cara dan strategi. Wirausaha bukan semata-mata masalah
bakat (meskipun bakat tetap merupakan
faktor penting), tetapi juga sebuah motivasi,
perjuangan dan keinginan yang kuat untuk mewujudkannya.
Menjadi wirausaha atau tidak menjadi
wirausaha, sesungguhnya merupakan pilihan
hidup. Tetapi pilihan yang tidak
didasari atas pemahaman, pertimbangan dan pengetahuan yang luas dan
mendalam mengenai apa yang akan
dilakukan, dapat menjadi awal yang tidak baik
jika ternyata pilihan
tersebut dikemudian hari ternyata
keliru. Pilihan menjadi wirausaha
merupakan alternatif yang paling
menjanjikan untuk kehidupan
yang akan datang.
Sayangnya pilihan menjadi
wirausaha ini belum begitu banyak tumbuh di kalangan
generasi muda kita. Untuk itu membangun
jiwa kewirausahaan harus
terus menerus dilakukan
oleh siapapun yang peduli
terhadap masa depan dirinya, keluarga
dan masyarakat.
Intensi menjadi wirausaha yang cukup tinggi, tidak
selalu diikuti oleh perilaku
wirausaha dalam bentuk
mendirikan, mengelola, dan mengembangkan usaha. Di sini ada
faktor-faktor lain yang menyebabkan mengapa
mereka hanya sekedar menginginkan tetapi
tidak berani ’memulai’ atau
’mewujudkannya’.
1.
KEPRIBADIAN
WIRAUSAHA
Hasil studi seorang pakar
kewirausahaan Indonesia Sukardi (1991) menyimpulkan adanya sifat-sifat umum
wirausaha:
- Sifat
instrumental, yaitu tanggap terhadap peluang dan kesempatan berusaha maupun
yang berkaitan dengan perbaikan kerja
- Sifat
prestatif, yaitu selalu berusaha memperbaiki prestasi, mempergunakan umpan
balik, menyenangi tantangan dan berupaya agar hasil kerjanya selalu lebih baik
dari sebelumnya
- Sifat
keluwesan bergaul, yaitu selalu aktif bergaul dengan siapa
saja, membina kenalan-kenalan baru dan berusaha menyesuaikan diri dalam
berbagai situasi
- Sifat
kerja keras, yaitu berusaha selalu terlibat dalam situasi kerja, tidak mudah
menyerah sebelum pekerjaan selesai. Tidak pernah memberi dirinya kesempatan
untuk berpangku tangan, mencurahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan, dan
memiliki tenaga untuk terlibat terus menerus dalam kerja
- Sifat
keyakinan diri, yaitu dalam segala kegiatannya penuh optimisme bahwa usahanya akan
berhasil. Percaya diri dengan bergairah langsung terlibat dalam kegiatan
konkrit, jarang terlihat ragu-ragu.
- Sifat
pengambil resiko yang diperhitungkan, yaitu tidak khawatir akan menghadapi
situasi yang serba tidak pasti di mana usahanya belum tentu membuahkan
keberhasilan. Dia berani mengambil resiko kegagalan dan selalu antisipatif
terhadap kemungkinan-kemungkinan kegagalan. Segala tindakannya diperhitungkan
secara cermat.
- Sifat
swa-kendali, yaitu benar-benar menentukan apa yang harus dilakukan dan bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri
- Sifat
inovatif, yaitu selalu bekerja keras mencari cara-cara baru untuk
memperbaiki kinerjanya. Terbuka untuk gagasan, pandangan, penemuan-penemuan
baru yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerjanya. Tidak terpaku pada
masa lampau, gagasan-gagasan lama,
tetapi berpandangan ke depan dan mencari ide-ide baru
- Sifat mandiri, yaitu apa yang dilakukan merupakan tanggung jawab pribadi. Keberhasilan dan kegagalan dikaitkan dengan tindakan-tindakan pribadinya. Dia lebih menyenangi kebebasan dalam mengambil keputusan untuk bertindak dan tidak mau bergantung pada orang lain.
2.
SIFAT-SIFAT
UNGGUL WIRAUSAHA
Dari berbagai studi ilmiah tentang
kewirausahaan, ditemukan sedikitnya terdapat 19 sifat penting wirausaha. Dari
19 sifat tersebut dikelompokkan menjadi 6 sifat unggul dari wirausaha:
- Percaya diri, terdiri atas sifat yakin, mandiri, individualitas, optimisme, kepemimpinan, dan dinamis
- Originalitas, terdiri atas sifat inovatif, kreatif, mampu mengatasi masalah baru, inisiatif, mampu mengerjakan banyak hal dengan baik, dan memiliki pengetahuan
- Berorientasi manusia, terdiri atas sifat suka bergaul, fleksibel, responsif terhadap saran/kritik
- Berorientasi hasil kerja, terdiri atas sifat ingin berprestasi, berorientasi keuntungan, teguh, tekun, determinasi, verja keras, penuh semangat dan penuh energi
- Berorientasi masa depan, terdiri atas sifat pandangan ke depan, dan ketajaman persepsi
- Berani ambil resiko, terdiri atas sifat mampu ambil resiko, suka tantangan.
3.
CIRI
WIRAUSAHA BERHASIL
Ketika seorang telah memasuki dunia
usaha (praktik bisnis), faktor-faktor kepribadian juga tetap memegang peranan
penting sebagai pendorong keberhasilan wirausaha. Menurut studi yang dilakukan
di AS terhadap para pelaku usaha kecil, ditemukan bahwa setidaknya ada 9 ciri
wirausaha yang berhasil, yang dibagi ke dalam tiga kategori :
- Ciri proaktif, yaitu inisiatif yang tinggi dan asertif
- Ciri orientasi prestasi, yaitu melihat kesempatan/peluang dan bertindak langsung, orientasi efisiensi, menekankan pekerjaan dengan kualitas tinggi, perencanaan yang sistematis, dan melakukan monitoring
- Ciri komitmen, yaitu komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan, dan menyadari pentingnya hubungan bisnis yang mendasar.
4.
TIPE
KEPRIBADIAN WIRAUSAHA
Seorang ahli kepribadian, Miner
(1996) mengajukan sebuah pandangan baru
tentang tipe kepribadian wirausaha dikaitkan dengan kemungkinan keberhasilan
dalam mengelola usaha.
1)
Tipe
personal achiever, mereka memiliki ciri-ciri wirausaha sebagai
berikut :
a.
memiliki kebutuhan berprestasi
b.
memiliki kebutuhan akan umpan balik
c.
memiliki kebutuhan perencanaan dan penetapan
tujuan
d.
memiliki inisiatif pribadi yang kuat
e.
memiliki komitmen pribadi yang kuat untuk
organisasi
f.
percaya bahwa satu orang dapat memainkan peran
penting
g.
percaya bahwa pekerjaan seharusnya dituntun
oleh tujuan pribadi bukan oleh hal lain
2)
Tipe
supersales person, mereka memiliki ciri ciri-ciri wirausaha
sebagai berikut :
a.
memiliki kemampuan memahami dan mengerti orang
lain
b.
memiliki keinginan untuk membantu orang lain
c.
percaya bahwa proses-proses sosial sangat
penting
d.
kebutuhan memiliki hubungan positif yang kuat
dengan orang lain
e.
percaya bahwa bagian penjualan sangat penting
untuk melaksanakan strategi perusahaan
3)
Tipe real
managers, mereka memiliki ciri-ciri wirausaha sebagai berikut :
a.
keinginan untuk menjadi pemimpin perusahaan
b.
ketegasan
c.
sikap positif terhadap pemimpin
d.
keinginan untuk bersaing
e.
keinginan berkuasa
f.
keinginan untuk menonjol di antara orang lain
4)
Tipe
expert idea generator, mereka memiliki ciri-ciri wirausaha sebagai
berikut :
a.
keinginan untuk melakukan inovasi
b.
menyukai gagasan-gagasan
c. percaya bahwa pengembangan produk baru Sangat
penting untuk menjalankan strategi organisasi
d.
inteligensi yang tinggi
e.
ingin menghindari resiko dalam arti sifat
kehati-hatian
Dari ke empat tipe tersebut, menurut
Miner (1996), tipe kepribadian akan menentukan bidang usaha apa yang akan
membawanya kepada keberhasilan.
1) Tipe personal achiever, akan sukses bila terus
menerus menghadapi rintangan dan
menghadapi krisis, dan dalam menghadapi segala hal berusaha sedapat
mungkin bersikap positif.
2) Tipe supersales person, mereka akan berhasil
kalau memanfaatkan banyak waktunya untuk menjual dan minta orang lain mengelola
bisnisnya
3) Tipe real managers, mereka akan berhasil kalau
ia memulai usaha baru dan mengelola sendiri usaha tersebut
4)
Tipe expert idea generator, mereka akan
berhasil kalau terjun ke bisnis dengan teknologi tinggi.
5.
MEMBANGUN
MOTIVASI SUKSES
Umur berapa rata-rata orang memulai
berwirausaha? Salah satu studi yang dilakukan terhadap para enterpreneur yang
telah berhasil dalam dunia bisnis di negara maju, diketahui bahwa usia
rata-rata mereka memulai bisnis adalah sbb :
No.
|
Usia
Mulai Wirausaha
|
Prosen
(%)
|
1
|
< 20 tahun
|
1
|
2
|
20 – 24 tahun
|
8
|
3
|
25 – 29
tahun
|
17
|
4
|
30 – 34
tahun
|
21
|
5
|
35 – 39
tahun
|
18
|
6
|
40 – 44
tahun
|
15
|
7
|
45 – 49 tahun
|
9
|
8
|
50 – 54 tahun
|
7
|
9
|
> 54 tahun
|
4
|
Dari data tersebut kebanyakan orang
berwirausaha berada di kelompok usia 25 – 44 tahun. Anda belum terlambat untuk meraih kesuksesan
melalui karir kewirausahaan.
Setiap orang kalau ditanya pasti ingin
sukses dalam hidupnya. Tetapi ketika kita mencoba melakukan telaah apa yang
biasa dilakukan kebanyakan orang, ternyata sebagian besar dari mereka
membungkus
diri dengan kesulitan. Mereka tidak
sadar sesungguhnya banyak hal yang bisa dilakukan tetapi mereka tidak
melakukan. Banyak hal yang mereka harus tidak melakukan (karena hal itu dapat
merusak motivasi) tetapi malah ia lakukan. Itulah yang saya sebut sebagai
membungkus diri dengan kesulitan.
Coba perhatikan kasus di bawah ini.
Seorang pengusaha (sebut saja Pak
Indra) yang mengalami kebangkrutan, mereka kemudian merenungkan dan mencoba
mencari sebab-sebab kegagalan. Pada satu waktu akhirnya Pak Indra menyadari dan
menemukan ternyata salah satu sebab kegagalannya adalah dia teledor kurang
kontrol terhadap karyawan yang memegang bagian keuangan. Karena dia menemukan
faktornya, akhirnya ia bersemangat lagi mencari peluang bisnis baru dan
mengelolanya dengan lebih hati-hati dan teliti serta kontrol yang jelas.
Seorang pengusaha yang lain mengalami
nasib yang sama (sebut saja Pak Anton) gagal dalam bisnis. Pak Anton kecewa
berat dengan kegagalan bisnisnya ini. Untuk menutup kecewanya dan juga rasa
malu kepada orang lain, keluarga, relasi dan juga konsumen, maka dia mengambil
sikap menutup diri di rumah dan jarang ke luar rumah. Sampai beberapa lama ia
tidak lagi bangkit dan memilih menjadi pengangguran.
Amati kemacetan kota Jakarta yang
tidak mengenal ampun. Sebagian orang ’ngedumel’ dan memaki-maki, sebagian lagi
menjalaninya sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Apa yang bisa ditarik dari dua
contoh kasus tersebut?. Yang membuat kejadian menjadi masalah sebenarnya
bukannya kejadian itu sendiri, tetapi bagaimana kita mempersepsikan kejadian.
Jadi kuncinya terletak pada jendela persepsi. Persepsi tidak hanya menjadi
pencipta dan pemusnah masalah, tetapi ia juga bisa menghadirkan gembok kokoh
yang susah dibuka.
Gede Prama (2004) dalam bukunya Sukses
dan Sukses, mencontohkan bahwa kata-kata seperti: tidak bisa, tidak mungkin,
tidak berpengalaman, tidak berpendidikan, tidak cukup umur, terlalu tua, tidak
pernah mencoba, tidak cocok, tidak punya bakat adalah sebagian kecil deretan
gembok yang diproduksi ’persepsi’.
Kokoh tidaknya gembok terakhir memang
sangat relatif, dan bisa tidaknya kita keluar dari sini lebih banyak ditentukan
oleh ketekunan dan keyakinan yang bersangkutan. Bill Gates hanyalah seorang manusia yang
sekolahnya tidak selesai, namun prestasinya melewati banyak sekali manusia
sekolahan.
Cory Aquino hanyalah seorang perempuan biasa yang
berprofesi sebagai ibu rumah tangga, tetapi mampu mengubah sejarah Filipina
secara meyakinkan.
Singapura hanyalah sebuah pulau kecil
dengan penduduk yang kecil juga, namun ia mampu menguasai ekonomi regional dan
mempengaruhi negara-negara lain yang jauh lebih besar dalam banyak hal.
Anthony Robbins adalah seorang anak
muda yang berpenyakit sejak lahir, namun menjadi kaya raya karena bangkit dan
kemudian ’membagi’ ilmu kebangkitannya kepada orang lain..
Kenji Eno adalah anak muda belum
berusaia 30 tahun yang putus sekolah saat SMU, sekarang oleh Business Week
disebut sebagai bintang asia ’dewa’ industri game.
Apa yang menjadi kunci dari semua
keberhasilan itu. Menurut Gede Prama (2004) setidaknya empat hal harus menjadi
perhatian :
1) To dream the impossible dream. Milikilah
keberanian untuk bermimpi tentang kehidupan yang lebih baik. Ingat, mimpi,
cita-cita dan sejenis adalah pompa yang membuat kehidupan berdenyut penuh
semangat.
2) The power of consistency. Lihatlah air yang
menetesi batu yang sama terus menerus, ternyata berbekas juga kan. Demikian
juga dengan keberhasilan dan kemajuan.
3) Bermain-main dengan ide. Tidak ada yang tidak
mungkin bagi manusia yang berani bermain-main dengan ide. Lebih-lebih bila
ditambah dengankeberanian untuk melaksanakannya.
4)
Banjiri diri anda dengan dunia yang penuh
kemungkinan–kemungkinan. Ia bisa dilakukan dengan membaca, melihat, mencoba,
dan positive self talk.
Keyakinan diri, kemauan yang kuat,
motivasi sukses dapat dibangun simoncell dengan
merenungi kalimat-kalimat dan bait-bait berikut ini:
•
Hari ini aku bekerja di tempat orang
•
Besok lusa orang bekerja di tempat aku
•
Hari ini memeras keringat menjemur diri
•
Besok lusa berada di ruang ber AC
•
Hari ini aku mengharap belas kasih
•
Besok lusa aku memberi belas kasih
•
Hari ini aku diperintah
•
Besok lusa aku memerintah
•
Hari ini aku menjadi makmum ekonomi
•
Besok lusa aku menjadi imamnya
•
Hari ini aku menerima zakat
•
Besok lusa aku pembayar zakat
•
Hari ini aku nyadong gaji
•
Besuk lusa aku membayar gaji
•
Hari ini aku menjadi kuli kasar
•
Besok lusa bergelar majikan dan saudagar
Menurut para ahli psikologi, sukses
bukan hasil akhir. Sukses berarti proses terus menerus menjadi lebih, baik
secara fisik, intelektual, emosional, sosial, finansial, maupun spiritual,
sambil berkontribusi secara positif bagi orang lain (Anthony Robbins).
Sementara itu Jen Z.A. Han mengartikan ’sukses adalah perwujudan progresif
tujuan-tujuan yang berharga. Sukses adalah perjalanan progresif, bukan tujuan
akhir yang mau dicapai. Jadi kata kuncinya ’sukses adalah proses menjadi ....
(lebih baik), yaitu pencapaian progresif tujuan-tujuan yang berharga, bukan
tujuan akhir yang ingin dicapai.
Untuk
menjadi sukses orang harus :
1) MENYADARI : arti sukses, nilai potensi diri,
nilai potensi orang lain, nilai waktu. Sukses adalah akibat dari sebab-sebab
yang kita lakukan. Tidak ada sukses tanpa tindakan-tindakan tertentu yang
mengawalinya.
2) MENGINGINKAN : keinginan yang terumuskan
secara jelas dalam bentuk target2 yang cukup berharga untuk diperjuangkan, akan
mampu menggerakkan kita menuju hasil akhir sukses.
3)
MEMPERJUANGKAN : lima unsur (1) antusiasme
(semangat dan motivasi), (2) komitmen, (3) tindakan nyata (4) ulet, tidak mudah
putus asa (5) do’a.
MENGAPA
IA SUKSES DAN SAYA TIDAK tergantung
beberapa sebab.
a.
Hambatan dalam memaknai ‘SUKSES’
b.
Hambatan pribadi (kemampuan, motivasi)
c.
Hambatan lingkungan (keluarga, masyarakat,
pemerintah, organisasi, adat istiadat,dll)
d. Hambatan dalam mengelola Sumber Daya
(kerjasama, sistem organisasi, jaringan, peluang, sarana prasarana, orang,
dll.
Anda termasuk tipe yang mana dari 4
tipe orang sukses di bawah ini
1) TIDAK PUNYA TEORI DAN TIDAK MELAKUKAN BANYAK
HAL : mereka adalah miskin kesadaran, miskin pengertian, miskin tindakan. Hidup
tak terarah.
2) PUNYA TEORI TIDAK DIPRAKTIKKAN : ada potensi,
tetapi tidak digunakan. Hidup mereka biasa-biasa saja
3) TIDAK PUNYA TEORI TETAPI MELAKUKAN TINDAKAN :
mereka digerakkan oleh kekuatan dari dalam, motivator sejati, mereka adalah
otodidak
4) PUNYA TEORI DAN MEMPRAKTIKKAN : kondisi ideal
yang diinginkan semua orang. Mereka adalah orang sukses sejati.
PENYEBAB
HILANGNYA MOTIVASI
1)
Selalu berpikir negatif
2)
Perasaan tidak berharga
3)
Suasana kerja
4)
Penghargaan (reward)
5)
Keadilan dan partisipasi
6)
Tidak adanya kedisiplinan
MILIKI
8 KEBIASAAN MANUSIA EFEKTIF
1)
Proaktif, bukan menunggu
2)
Berorientasi pada tujuan
3)
Bekerja berdasarkan prioritas
4)
Berpikir ‘win-win’ (integritas, dewasa,
positif)
5)
‘give and receive’ bukan ‘take and give’
6)
Bersinergi, bekerjasama
7)
Selalu melakukan perbaikan diri
8)
Menggunakan energi spiritual
MILIKI
ETOS KERJA SUKSES
1)
Sanggup bekerja benar (kerja itu suci, kerja
sebagai panggilan)
2)
Sanggup bekerja keras (kerja itu sehat, kerja
sebagai aktualisasi diri)
3)
Sanggup bekerja tulus (kerja itu rahmat, kerja
sebagai tanda terima kasih/syukur)
4)
Sanggup bekerja tuntas (kerja itu amanah,
kerja merupakan tanggung jawabku)
5)
Sanggup bekerja kreatif (kerja itu seni, kerja
sebagai kesukaan)
6)
Sanggup bekerja serius (kerja itu ibadah,
kerja sebagai pengabdian)
7)
Sanggup bekerja sempurna (kerja itu mulia,
kerja merupakan sebuah pelayanan)
8)
Sanggup bekerja unggul (kerja itu kehormatan,
kerja sebagai kewajiban).
6.
REVOLUSI
SIKAP MENJADI ENTREPRENEUR
Apakah Anda ingin kaya? Kalau ya, ada
tiga cara menjadi kaya (Dion Alexander Nugraha, 2008), yaitu (1) mewarisi uang,
(2) menikahi orang kaya, dan (3) menghasilkan uang. Untuk yang nomor 1 dan 2,
barangkali tergantung pada nasib. Tetapi untuk yang ketiga, sesungguhnya
merupakan peluang yang dapat diperjuangkan bagi setiap orang. Kaya tidak harus
secara materi, tetapi juga pribadi yang kaya yang dapat mengembangkan kekuatan
diri sendiri tanpa batas untuk mencapai sesuatu.
Menurut Dion (2008) dalam bukunya yang
berjudul 8 Revolusi Sikap Menjadi Entrepreneur, ditegaskan bahwa jika Anda seorang pemilik usaha kecil yang ingin
berkembang, seorang wiraswasta berprospek, seorang yang ingin mendaki tangga
karir, atau bahkan seorang yang belum memutuskan arah mana yang hendak diambil,
maka 8 revolusi sikap menjadi entrepreneur, perlu mendapatkan perhatian.
1)
Berani mencoba (memulai)
2)
Sikap terhadap uang (pengendalian dalam
penggunaan uang)
3) Mematahkan mitos (untuk menjadi kaya kita
harus terlahir kaya, kita harus cemerlang secara akademis, semua itu hanyalah
keberuntungan, latar belakang keluarga yang mapan, harus memiliki kepribadian
sesuai dengan tren yang diinginkan, kita harus muda agar kita sukses, kita
harus melakukan kejahatan agar kaya). Semua mitos tersebut hatus dipatahkan
4) Kekuatan dalam sebuah kegagalan (kegagalan
adalah guru yang terbaik, kegagalan akan membuat Anda mengubah tindakan,
kegagalan akan membuat lebih berhati-hati, kegagalan membuat kita lebih waspada
5)
Miliki motivasi diri
6) Deklarasi sikap dengan perkataan. Untuk
membangun jiwa kewirausahaan, Dion menawarkan model deklarasi sikap yang diberi
nama ’Successibility thinking’ Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Gerry
Robert, yaitu menggambarkan suatu sikap menolak untuk menyerah, tindakan atau
aksi yang harus dikerjakan tanpa henti. Ada 31 deklarasi sikap yang harus
diucapkan terus menerus setiap saat. Di antaranya adalah : Saya adalah orang
hebat; Saya bisa karena saya berpikir saya bisa; Saya orang kuat; Saya percaya segalanya
dimungkinkan; Saya mengawalinya dengan senyum; Saya adalah orang yang optimis;
Saya adalah orang yang selalu berpikir positif; Saya menikmati hidup, meski
terkadang musibahmenimpa; Saya akan maju terus; Saya akan mengisi hidup saya
segala dengan hal yang positif; Tidak ada orang yang sempurna termasuk saya;
Saya bagaikan memiliki berlian di dalam diri saya; Saya orang yang penuh
komitmen; Saya adalah orang yang memiliki daya imajinasi tanpa batas; Dst.
7)
Sadar akan kelemahan diri
8)
Konsisten dan ’action’.
Di samping itu ada 5 sikap dasar yang
harus kita miliki dalam berusaha, apapun jenis usaha atau pekerjaan yang harus
dilakukannya.
1)
Disiplin
2)
Kejujuran
3)
Tanggung jawab
4)
Tekun dan fokus
5)
Keseimbangan hubungan antar sesama dan Tuhan
sebagai sumber apapun.
7.
KEUNTUNGAN
BERWIRAUSAHA
Setelah mempelajari berbagai aspek
dari kewirausahaan, kita dapat membuat sebuah deskripsi tentang keuntungan dan
kerugian berwirausaha dibandingkan dengan menjadi pekerja pada orang lain.
Keuntungan
dan
Kerugian
|
Wirausaha
|
Pekerja
|
Keuntungan/
kekuatan
|
1.
tidak bergantung orang lain
|
1.
bergantung orang lain
|
|
2.
mengambil keputusan sendiri
|
2.
tidak dapat mengambil keputusan sendiri
|
|
3.
kreativitas dan ide untuk maju berkembang
terus
|
3.
kreativitas tergantung lingkungan kerja
|
|
4.
loyalita terhadap pekerjaan
|
4.
loyalitas terhadap pimpinan
|
|
5.
pendapatan dirancang sendiri (besar nya pendapatan
diatur sendiri)
|
5.
pendapatan ditentukan orang lain
|
|
6.
bebas dalam mengatur irama pekerjaan
|
6.
bekerja berdasarkan tekanan dan keteraturan
(tidak bebas)
|
|
7.
mengendalikan orang lain
|
7.
dikendalikan orang lain
|
|
8.
fleksibel dalam waktu dan tempat
|
8.
kaku baik tempat maupun waktu bekerja
|
|
9.
aturan sederhana
|
9.
aturan ketat
|
|
10.
birokrasi pendek dan mudah
|
10.
birokrasi panjang dan rumit
|
|
11.
prestasi pegawai dihargai (misalnya bonus
tahunan, tunjangan prestasi, dll)
|
11.
prestasi dan yang tidak berprestasi
cenderung dihargai sama.
|
|
12.
berpeluang besar menjadi kaya
|
12.
sulit menjadi orang kaya
|
|
Dst.
|
Dst.
|
Kerugian/
Kelemahan
|
1.
kalau ada resiko ditanggung sendiri
|
1.
kalau ada resiko ditanggung oleh kantor/perusahaan
|
|
2.
mungkin mudah berganti bidang bisnis
|
2.
cenderung tetap dalam satu bidang
|
|
3.
butuh modal atau sumber daya yang harus
disiapkan sendiri
|
3.
modal atau sumber daya disiapkan atau
ditanggung oleh perusahaan/ kantor
|
|
4.
dibutuhkan kemampuan membaca dan keberanian
mengambil peluang yang tumbuh di masyarakat untuk pengembangan usaha
|
4.
kemampuan membaca peluang tidak dituntut bagi karyawan
|
|
5.
jika kurang perhitungan, pengen dalian
keuangan sendiri beresiko pada kegagalan usaha
|
5.
pengendalian keuangan ada di perusahaan.
|
|
Dst.
|
Dst.
|
Berdasarkan deskripsi di atas, cobalah
Anda pikirkan, dan kemudian buatlah daftar tambahan tentang keuntungan dan
kerugian berwirausaha dibandingkan dengan menjadi karyawan atau pekerja bagi
orang lain.
Nilai-Nilai
Dan Jiwa Kewirausahaan Yang Harus Terinternalisasi
Ke Dalam Diri Antara lain :
1.
pencari peluang
2.
memulai
3.
berani ambil resiko dan bertanggung jawab
4.
kreatif inovatif
5.
disiplin dan menghargai waktu
6.
kerja keras, fokus
7.
ulet dan tidak mudah putus asa
8.
menghargai uang, hemat dan menabung
9.
motivasi untuk berprestasi’
10.
mengutamakan nilai tambah
11.
internal locus of controll
12.
kerjasama
13.
optimalisasi sumber daya.
14.
dll
8.
ETIKA
BISNIS
Etika merupakan pedoman moral dalam
kehidupan manusia yang akan membimbing manusia untuk menentukan mana yang baik
dan mana yang buruk, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Oleh
karena itu dalam berbisnis, etika
harus ditegakkan. Jika dalam bisnis tidak lagi memperhatikan etika, maka
perusahaan itu cepat atau lambat, pasti akan menuju kepada kehancurannya.
Banyak contoh praktik-praktik kotor
dalam dunia bisnis yang akhirnya membawa kehancuran. Maraknya KKN antara politisi dan pengusaha,
praktik suap dan markup, menyogok pejabat untuk mendapatkan proyek, mendirikan
bank untuk mengeruk uang rakyat dan kemudian digunakan untuk membiayai bisnis
group, serta tindakan-tindakan mengelabui bank
(Yopi Hendra dan Deny Riana, 2008).
Belum lagi persaingan usaha yang
cenderung saling menjatuhkan, konsumenlah akhirnya yang dirugikan. Bisnis yang tidak beretika pada
level apapun akan berujung pada kehancuran. Karena itu agar bisnis bertahan dan
berkembang dengan baik, etika bisnis harus ditegakkan.
Falsafah etika bisnis, antara lain
dapat merujuk ke ayat Al Qur’an Surat Al Jum’ah (10) ’Dan apabila selesai
sholat, maka hendaklah kamu bertebaran di muka bumi, dan carilah karunia Allah
(rizki) dan ingatlah sebanyak-banyaknya kepada Allah, agar kamu mendapatkan
kejayaan.
Jadi bisnis (mencari rizki) harus
selalu disertai mengingat (dzikir) kepada Allah, karena dzikir atau ingat
kepada Allah akan mengendalikan diri dari kemungkinan melanggar etika bisnis.
Dengan ingat kepada Allah ’kejayaan’ (sukses) dijamin oleh Allah akan dapat
diraih.
Falsafah lain tentang etika bisnis
dapat ditemukan dalam Q.S. Alqosos (77)
: Dan carilah dalam karunia yang Allah berikan kepadamu itu kebahagiaan di
akherat, tetapi jangan lupa mencari kebahagiaanmu di dunia, dan berbuat baiklah
kepada sesama manusia sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kalian. Dan
janganlah berbuat kerusakan di muka bumi.
Kesimpuilannya mencari kebahagiaan
(kesuksesan dalam berbisnis) harus disertai dengan berbuat baik kepada sesama manusia dan tidak berbuat kerusakan di muka
bumi. Ini adalah bagian dari etika bisnis.
Etika bisnis merupakan bagian dari
proses menegakkan dan membangun sebuah peradaban. Mahatma Gandi pernah berucap,
bahwa ada 7 macam dosa yang jika dilakukan terus menerus akan membawa maut bagi
suatu tatanan masyarakat termasuk organisasi/ perusahaan (Mahatma Gandi :
Stephen R. Covey, 1991)
1.
Kaya tanpa kerja (wealth without work)
2.
Nikmat tanpa nurani (pleasure without
conscience)
3.
Ilmu tanpa karakter (knowledge without
character)
4.
Bisnis tanpa moralitas (commerce without
morality)
5.
Sains tanpa kemanusiaan (science without
humanity)
6.
Agama tanpa pengorbanan (religion without
sacrifice)
7.
Politik tanpa prinsip (politices without
principles)
Praktik bisnis di semua belahan dunia
telah mengalami pergeseran yang besar. Bisnis yang semula dianggap sebagai semata-mata
mencari keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan etika dan moralitas, tetapi sejak tahun 2002
para pelaku bisnis AS dan Eropa bahkan juga Australia mulai menyadari peranan
spiritualitas dalam mendorong keberhasilan bisnis. Tahun 2002 ‘Harvard Business
School’ mengeluarkan rangkuman hasil diskusi para Top Eksekutif Internasional
dari berbagai belahan Dunia, dengan judul “Does Spirituality Drive Success”?
Ada 5 hal yang dihasilkan dari spirituality : (1) integritas/kejujuran, (2)
energi/semangat, (3) inspirasi/ide dan inisiatif, (4) wisdom/bijaksana, dan (5)
keberanian dalam mengambil keputusan.
Sepanjang tahun 1987, 1995, dan 2002,
sebuah lembaga Internasional “The Leadership Chalenge” telah melakukan
penelitian terhadap CEO di 6 Benua (Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan,
Eropa, Asia dan Australia). Apa Kesimpulannya? Sebuah era spiritualitas telah dijadikan inti dari praktik bisnis
modern untuk mengejar sebuah kesuksesan.
Hasil studi AS terhadap para top CEO
tersebut, menghasilkan sebuah peringkat karakter CEO ideal, dan yang menarik
adalah bahwa kejujuran menduduki ranking pertama dari 10 karakter utama CEO
ideal.
Kita tahu bahwa ‘jujur’ adalah salah
satu indikator kunci dari etika bisnis.
Selengkapnya kesepuluh karakter
tersebut berdasarkan ranking adalah sebagai berikut :
1)
Honest (jujur) =
88%
2)
Forward looking (berpikiran maju) =
71%
3)
Competent =
66%
4)
Inspiring (dapat memberi inspirasi) =
65%
5)
Intelligent (cerdas) =
47%
6)
Fair-minded (adil) = 42%
7)
Broad-minded (berpandangan luas) =
40%
8)
Supportive (mendukung) = 35%
9)
Straight forward (terus terang/jujur) = 34%
10)
Dependable (dapat diandalkan) =
33%)
Abul
A’la al-Maududi dalam bukunya Esensi Al Qur’an sebagaimana dikutip Yopi Hendra dan Deny Riana (2008) dalam bukunya
‘Spiritual Entrepreneur’ ada beberapa etika dalam berbisnis (menurut pandangan
al Qur’an) :
1)
Jangan memakan harta benda orang lain dengan
cara yang batil.
2)
Menjaga amanah yang diberikan kepadanya
3)
Jangan makan harta anak yatim secara zalim
4)
Jangan curang dengan cara antara lain
mengurangi takaran dalam timbangan
5)
Jangan (berdagang, memproduksi) minum-minuman
khamar, berjudi, mengundi nasib
6)
Tidak memakan riba
7) Jika melakukan utang piutang, jika mengalami
kesulitan, hendaklah diberikan tangguh sampai berkelapangan
8)
Memberikan sedekah atas harta yang dimiliki
kepada orang lain
Etika bisnis sesungguhnya akan
memperkokoh keberadaan perusahaan yang dikelola. Etika bisnis sekaligus
membangun sebuah kepercayaan konsumen terhadap produk bisnis yang dijual dan
perusahaan yang dikembangkan. Karena itu implementasi dari etika bisnis, dapat
diidentifikasi secara sederhana dalam model matrik sebagai berikut :
Matrik Identifikasi Perilaku Bisnis
yang beretika dan tidak beretika.
No
|
Aspek
Bisnis
|
Contoh
perilaku
beretika
|
Contoh
perilaku tidak beretika
|
1
|
Etika dalam memilih jenis produk usaha yang
akan dikembangkan
|
|
1. produk yang dijual barang haram
2. bahan baku diper oleh secara tidak sah
(mis.hasil rampokan)
3.
dst. ...
|
2
|
Etika dalam pengelolaan usaha
|
|
|
3
|
Etika terhadap konsumen
|
|
|
4
|
Etika dalam hubungan terhadap sesama
pengusaha
|
|
|
5
|
Etika terhadap lingkungan sosial dan
pemerintah
|
|
|
6
|
Etika terhadap investor/ lembaga keuangan
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar