I.
PROGRAM
LINEAR
1.1 Definisi Program Linier
Pemograman linier menggunakan model matematika untuk
menggambarkan suatu masalah. Sifat linier di sini berarti semua fungsi
matematika harus berupa fungsi linier, sedangkan kata pemrograman berarti
perencanaan. Sehingga pemrograman linier meliputi perencanaan aktivitas untuk
mendapatkan hasil optimal, yaitu sebuah hasil yang mencapai tujuan yang terbaik
(menurut model matematika) diantara semua kemungkinan alternative yang ada. Hal
terpenting yang perlu kita lakukan adalah mencari tahu tujuan penyelesaian
masalah dan apa penyebab masalah tersebut.
1.2 Istilah untuk Solusi Model
Solusi dalam pemrograman linier adalah nilai untuk
variabel keputusan (x1, x2, ...,xn), tanpa
menghiraukan apakah solusi tersebut merupakan pilihan yang diinginkan maupun
yang diperbolehkan. Tipe solusi yang berbeda akan diidentifikasi dengan
menggunakan sifat yang tepat.
a.
Solusi layak (feasible solution) adalah solusi dimana
semua kendala yang ada terpenuhi.
b.
Solusi tak layak(infeasible solution) adalah solusi
dimana sedikitnya satu kendala tidak terpenuhi atau dengan kata lain dilanggar.
c.
Solusi optimal adalah solusi layak yang memiliki nilai
fungsi tujuan terbaik. Permasalahan pemrograman linier tidak mempunyai solusi
optimal terjadi hanya jika:
-
Tidak ada solusi layak
-
Kendala-kendala tidak mencegah naiknya nilai fungsi
tujuan (Z) ke arah yang tidak
terdefinisi, baik ke arah positif atau negatif.
d.
Solusi corner-point feasible (CPF) adalah solusi yang ada
di setiap sudut daerah layak.
1.3 Model Pemrograman Linier
Kunci terpenting dalam model
pemrograman linier adalah sumber daya dan aktivitas dimana m merupakan jenis
sumber daya yang berbeda yang dapat digunakan serta n yang merupakan jumlah
aktivitas yang dipertimbangkan.
Ada beberapa simbol yang digunakan untuk menunjukkan
berbagai komponen model pemrograman linier. Berikut adalah daftar simbol dengan
tafsirannya untuk permasalahan umum pengalokasian sumber daya ke aktivitas.
Z = nilai dari semua standar performansi
Xi = tingkat aktivitas j ( untuk j = 1, 2,
..., m)
Cj = Penambahan terhadap Z yang diakibatkan
oleh peningkatan tiap unit di tingkat aktivitas j.
Bi = jumlah sumber daya i yang tersedia untuk
aktivitas ( untuk i = 1, 2, ..., m)
Aij = jumlah sumber daya i yang dipakai tiap
unit aktivitas j
Suatu model akan membuat permasalahan menjadi suatu
bentuk pengambilan keputusan mengenai tingkat aktivitas sehingga x1,
x2, ...,xn disebut variabel keputusan. Nilai cj,
bi, dan aij (untuk i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n) adalah
input konstan untuk suatu model. Serta cj, bi, dan aij
disebut parameter model.
1.4 Bentuk Permasalahan Pemrograman Linier Model
a.
Mengoptimalkan fungsi tujuan
Maksimalisasi : Z= c1x1+c2x2+...+cnxn
Minimalisasi : Z= a1x1+c2x2+...+cnxn
b.
Beberapa kendala fungsional pertidaksamaan dengan tanda
lebih besar ( untuk meminimalkan fungsi tujuan) dan tanda kurang dari (untuk
memaksimalkan fungsi tujuan) atau sama dengan.
Maksimalisasi: ci1x1+ci2x2+...+cinxn
≤ bi (untuk beberapa nilai i)
Minimalisasi : ci1x1+ci2x2+...+cinxn
≥ bi (untuk beberapa nilai i)
c.
Beberapa kendala fungsional dengan bentuk persamaan
ci1x1+ci2x2+...+cinxn
= bi untuk beberapa nilai i
d.
Menghilangkan kendala nonnegativitas untuk beberapa
variabel keputusan
Xj tidak dibatasi (unrestricted) untuk beberapa nilai j.
1.5
Karakteristik
atau Asumsi Dasar Program Linear
1.
Proporsionalitas
Asumsi ini berarti naik turunnya nilai Z dan penggunaan sumber atau
fasilitas yang tersedia akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan
perubahan tingkat kegiatan.
2.
Additivitas
Asumsi ini berarti setiap fungsi dalam model pemrograman linear (baik
fungsi tujuan maupun fungsi disebelah kiri kendala fungsional) adalah jumlah
kontribusi individu pada masing-masing aktivitas.
3.
Divisibilitas
Asumsi ini menyatakan bahwa keluaran (output) yang dihasilkan oleh setiap
kegiatan dapat berupa bilangan pecahan.
4.
Kepastian
Asumsi ini menyatakan bahwa semua parameter yang terdapat dalam model
program linear dapat diperkirakan dengan pasti, meskipun jarang tepat.
1.6 Metoda Grafis
Cara ini dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
pemrograman linier dengan dua variable keputusan. Walaupun akan timbul banyak
kesulitan, metode ini masih memungkinkan untuk menyelesaikan permasalahan yang
mempunyai tiga variable keputusan.
Contoh Soal:
PT Iguana Tekstil memiliki sebuah pabrik yang akan
memproduksi 2 jenis produk, yaitu kain sutera dan kain wol. Untuk memproduksi
kedua produk diperlukan bahan baku benang sutera, bahan baku benang wol dan
tenaga kerja. Maksimum penyediaan benang sutera adalah 60 kg per hari, benang
wol 30 kg per hari dan tenaga kerja 40 jam per hari. Kedua jenis produk
memberikan keuntungan sebesar Rp 40 juta untuk kain sutera dan Rp 30 juta untuk
kain wol. Masalahnya adalah bagaimana menentukan jumlah unit setiap jenis
produk yang akan diproduksi setiap hari agar keuntungan yang diperoleh bisa
maksimal?
Jawab: Langkah-langkah:
1. Tentukan variabel: X1=kain sutera ; X2=kain
wol
2. Fungsi tujuan :
Zmax= 40X1 + 30X2
3. Fungsi kendala
/ batasan: 1) 2X1 + 3X2
≤ 60 (benang sutera)
2) 2X2 ≤30 (benang wol)
3) 2X1
+ X2 ≤ 40 (tenaga kerja)
4. Membuat grafik
Pers (1) 2X1 + 3X2 = 60
X1=0, X2 =60/3 = 20
X2=0,
X1= 60/2 = 30
Pers (2) 2X2 = 30 ; X2=15
Pers (3) 2X1 + X2 = 40
X1=0,
X2 = 40
X2=0, X1= 40/2 = 20
Daerah penyelesaian
Gambar 2.1 Grafik Daerah Penyelesaian
Dari gambar 2.1
dapat kita ketahui bahwa titik ekstrim yang optimal berada pada titik C, yaitu
titik potong antara persamaan (1) dan (3), sehingga:
Titik potong (1) dan (3) :
2X1 + 3X2 = 60
2X1 + X2 = 40 -
2X2=20 ó X2=10
Masukkan X2 ke kendala (1)
2X1 + 3X2 = 60
2X1 + 3.10 = 60
2X1 + 30
= 60
2X1 = 30 ó X1 = 15
Masukkan nilai X1 = 15 dan X2=10 ke
Z
Zmax = 40X1 + 30X2
= 40.15 + 30.10 = 600 + 300
= 900 (optimal)
Kesimpulan :
Untuk memperoleh keuntungan optimal, maka X1 =
15 dan X2 = 10 dengan keuntungan sebesar Rp 900 juta.
II.
METODE SIMPLEKS
Metode simpleks adalah salah satu teknik penyelesaian
pemrograman linier selain menggunakan metode grafis. Metode simpleks
diaplikasikan pada komputer dan metode tersebut sangat membantu untuk
permasalahan pemrograman linier yang rumit karena menggunakan fungsi dan
variabel yang banyak dan tak mampu diselesaikan oleh metode grafis.
2.1 Beberapa istilah dalam metode simpleks:
1. Solusi augmentasi
merupakan sebuah solusi untuk variabel-variabel asli (variabel-variabel
keputusan) yang telah diaugmentasi dengan nilai variabel-variabel slack yang
bersesuaian.
2. Solusi titik sudut layak (corner-points feasible solution) atau
CPF adalah titik perpotongan dari persamaan fungsi batasan yang memenuhi daerah
fesibel.
3. Iterasi adalah
tahapan perhitungan dimana nilai dalam perhitungan itu tergantung dari nilai
tabel sebelumnya.
4. Variabel non basis adalah
variabel yang nilainya diatur menjadi nol pada sembarang iterasi. Dalam
terminologi umum, jumlah variabel non basis selalu sama dengan derajat
bebas dalam sistem persamaan.
5. Variabel basis
merupakan variabel yang nilainya bukan nol pada sembarang iterasi. Pada solusi
awal, variabel basis merupakan variabel slack (jika fungsi kendala merupakan
pertidaksamaan ≤ ) atau variabel buatan (jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≥ atau =). Secara umum, jumlah
variabel basis selalu sama dengan jumlah fungsi pembatas (tanpa fungsi non
negatif).
6. Variabel slack adalah
variabel yang ditambahkan ke model matematik kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan ≤ menjadi persamaan (=).
Penambahan variabel ini terjadi pada tahap inisialisasi. Pada solusi awal,
variabel slack akan berfungsi sebagai variabel basis.
7. Variabel surplus adalah
variabel yang dikurangkan dari model
matematik kendala untuk mengkonversikan
pertidaksamaan ≥ menjadi persamaan (=). Penambahan ini terjadi pada
tahap inisialisasi. Pada solusi awal, variabel surplus tidak dapat berfungsi
sebagai variabel basis
2.2 Solusi basis layak (Basic
Feasible Solution)
Solusi basis layak atau basic feasible solution
merupakan solusi dari titik sudut layak (CPF) dimana nilai variabel-variabel
asli (variabel-variabel keputusan) telah diagumentasi dengan nilai dari
variabel-variabel slack yang bersesuaian.
Sifat-sifat solusi basis:
a. Setiap variabel ditunjuk sebagai
variabel nonbasis atau sebagai variabel basis
b. Jumlah variabel basis sama dengan
jumlah fungsi kendala (disebut persamaan). Oleh karena itu, jumlah variabel
nonbasis sama dengan total jumlah variabel dikurangi jumlah fungsi kendala.
c. Variabel-variabel non basis
ditetapkan sama dengan nol.
d. Nilai-nilai variabel basis
ditetapkan sebagai solusi simultan dari sistem persamaan (fungsi kendala pada
bentuk yang diaugmentasi)
e. Jika variabel basis memenuhi
kendala nonnegatif, solusi basis adalah solusi BF.
2.3 Prosedur penyelesaian program
linear dengan Metode Simpleks BFS
1.
Formulasikan persoalan menjadi model linear
2. Tambahkan variabel Slack pada
masing-masing constraint (pembatas) untuk memperoleh bentuk standar. Model ini
digunakan untuk identifikasi solusi feasible awal dari pembatas bertanda lebih
kecil atau sama dengan.
3. Inisialisasi : pemilihan x1
dan x2 sebagai variabel nonbasis (variabel diberi nilai nol) sebagai
solusi BF awal didasarkan pada konsep semua variabel keputusan sama dengan nol
sebagai solusi CPF awal. Pemilihan ini menghilangkan pekerjaan yang diperlukan
untuk menyelesaikan variabel basis dari sistem pemrograman linier.
4. Uji optimalitas digunakan untuk
menguji apakah variabel nonbasis menunjukkan laju perbaikan pada nilai Z jika
variabel tersebut ditingkatkan nilainya dari nol (sementara ini variabel basis
disesuaikan nilainya agar memenuhi sistem persamaannya). Jika laju perbaikan
dari variabel tersebut positif maka solusi CPF yang bersebrangan memiliki
penyelesaian lebih baik daripada CPF saat ini sehingga disimpulkan tidak
optimal dan berlanjut ke langkah iterasi selanjutnya. Jika tidak ditemukan laju
pergerakan ke arah positif maka solusi CPF saat ini merupakan solusi yang
optimal dan prosedur pun selesai. Iterasi untuk menemukan BF yang baru dengan
prosedur pencarian solusi simultan pada sistem pemrograman linier atau disebut
metode eliminasi Gauss-Jordan. Kemudian melakukan uji optimalitas sampai
tercapai solusi optimal.
2.4 Metode Simpleks Tabel
Metode simpleks
adalah teknik untuk menyelesaikan program linier yang tidak mampu diselesaikan
oleh metode grafis. Metode simpleks sendiri memiliki kerangka berpikir beberapa
macam yaitu dengan menggunakan BFS (basis fesibel solution) dan metode simpleks
dengan menggunakan tabel. Metode simpleks dengan menggunakan tabel hanya memuat
tiga informasi penting yaitu koefisien pada variabel, konstanta pada ruas kanan
persamaan dan variabel basis yang muncul untuk setiap persamaan.
Langkah langkah
metode simpleks tabel:
1)
Inisialisasi
Langkah pertama yaitu memasukkan variabel slack. Kemudian
pilihlah variabel keputusan yang kemudian akan dijadikan sebagai variabel nonbasis
awal. Lalu pilihlah varibel slack yang akan dijadikan sebagai variabel basis
awal.
2)
Uji Optimalitas
Dalam uji optimalitas, BFS saat ini dapat dikatakan optimal apabila setiap
koefisien dalam baris nol adalah nonnegatif, sehingga langkah-langkah dalam
metode simpleks tabel dapat selesai. Namun apabila setiap koefisien dalam baris
nol adalah bukan nonnegatif, maka
langkah selanjutnya adalah iterasi untuk mendapatkan BFS berikutnya.
3)
Iterasi
- Langkah 1:
Tentukanlah variabel basis yang masuk dengan memilih variabel dengan
koefisien negatif yang mempunyai nilai absolut paling besar (paling negatif).
Kemudian letakkanlah kotak di sekitar kolom dibawah koefisien tersebut, kolom
ini sering disebut kolom sumbu atau pivot
column.
- Langkah 2:
Langkah selanjutnya yaitu dengan menentukan variabel basis yang keluar. Hal
ini dapat dilakukan dengan menerapkan uji rasio minimum yaitu dengan cara:
~
Mengambil masing-masing koefiien dalam kolom sumbu yang
positif
~
Membagi masing-masing angka pada ruas kanan dengan
koefisien pada kolom sumbu dalam baris yang sama
~
tentukanlah baris mana yang mempunyai rasio yang paling
kecil
~
variabel basis pada baris adalah variabel basis yang
keluar, kemudian gantilah variabel itu dengan variabel basis yang masuk dalam
kolom variabel basis tabel simpleks yang berikutnya.
Kemudian letakkanlah kota disekitar baris ini yang biasa disebut baris
sumbu (pivot row) dan angka yang
berada dalam baris sumbu dan kolom sumbu disebut angka sumbu (pivot number).
- Langkah 3:
Langkah selanjutnya adalah carilah BFS baru dengan menggunakan operasi baris dasar. Hal ini dimaksudkan
untuk membentuk tabel simpleks yang baru.
2.5
Metode Big M
Metode Big M
digunakan untuk menyelesaikan fungsi-fungsi dalam program linier yang tidak
berada dalam bentuk baku atau standar (
bentuk standar adalah memaksimalkan Z sesuai dengan kendala fungsional dalam
bentuk ≤ dan kendala nonegativitas di
semua variabel) dan salah satu contoh masalah dalam kendala funsional adalah
bila fungsi dalam bentuk-bentuk = atau ≥ atau bahkan ruas kanan yang negatif.
Masalah ini akan
muncul bila kita akan mencari basis fesibel awal sehingga sebelum mencari
variabel apa yang akan menjadi variabel nonbasis bahkan basis perlu dilakukan
suatu teknik pendekatan khusus untuk mengubah fungsi tersebut ke bentuk baku
atau standar. Teknik pendekatan khusus tersebut dengan cara menambahkan variabel
dummy (variabel artifisial) pada kendala fungsional dan teknik ini disebut
dengan teknik variabel artifisial.
Ada pun prosedur
mendapatkan BF awal pada kendala fungsional adalah
- Gunakan teknik variabel artifisial
Tambahkan variabel artifisal nonegatif pada fungsi kendala yang belum baku,
dan anggaplah variabel artifial tersebut sebagai salah satu variabel slack
- Tugaskan pinalty yang besar
Berilah nilai
variabel artifisial dengan nilai > 0 sehingga koefisien variabel artifisial
menjadi M (big m) secara simbolik yang menunjukkan bahwa variabel artifisial
tersebut memiliki angka positif raksasa ( dan pengubahan atas variabel
artifisial bernilai 0 (variabel nonbasis) dalam solusi optimal disebut metode
big m).
2.6 Metode Dua Phase
Dalam
menyelesaiakan suatu persoalan dimana variabelnya lebih dari dua, juga
menggunakan suatu metode yang bertahap. Metode ini disebut sebagai metode dua
phase.
Pada dasarnya
Metode dua fase (phase) sama seperti metode big M yang juga digunakan untuk
menyelesaikan persoalan pemrograman linier yang memiliki bentuk yang tidak
standar. Berikut ini adalah prosedur
menggunakan metode dua fase.
1.
Inisialisasi
Menambahkan variabel-variabel
artifisal pada fungsi kendala yang memiliki bentuk tidak standar. Variabel
artificial ini ditambahkan pada fungsi batasan yang pada mulanya memiliki tanda
(³). Hal ini
digunakan agar dapat mencari solusi basic fesibel awal.
2.
Fase 1
Digunakan untuk mencari basic
fesibel awal. Pada fase 1 memiliki
langkah-langkah dimana tujuannya adalahm meminimalkan variabel artifisial ( Min
Y= Xa)
s.t : Ax = b
X = 0
Pada fase pertama bertujuan untuk memperoleh penyelesaian yang optimum dari
suatu permasalahan. Pada fase pertama fungsi tujuan selalu minimum variabel
artificial, meskipun permasalahan yang ada adalah permasalahan yang maksimum.
Dalam meyelesaiakan pada fase pertama, yaitu membuat nilai nol dulu pada
variabel artifisial, kemudian melanjutkan iterasi seperti proses iterasi
biasanya(dengan aturan meminimumkan). Berhenti ketika pada baris ke-0 bernilai £ 0.
Fase pertama dianggap telah selesai atau memperoleh penyelesaian yang
optimal adalah apabila variabel artifisial adalah merupakan variabel basis.
Sedangkan apabila variabel artifisial adalah variabel non basis, maka masalah
dianggap tidak mempunyai penyelesaian yang optimal, sehingga harus dilanjutkan
ke fase yang kedua.
Pada fase kedua, tujuannya sama seperti fase pertama, yaitu untuk
mendapatkan penyelesaian yang optimal dari suatu permasalahan yang ada. Fase
dua berhenti sesuai dengan tujuan awal permasalahan.
3.
Fase 2
Digunakan untuk mencari solusi
optimum pada permasalahan riil. Karena variabel artifisial bukan merupakan
termasuk variabel dalam permasalahan riil, variabel artifisial tersebut dapat
dihilangkan ( Xa=0). Bermula dari solusi BF yang didapatkan dari akhir fase 1.
Pada fase 2 ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Fungsi tujuan bisa memaksimalkan dan juga bisa
meminimalkan tergantung pada permasalahan yang dihadapi.
2.
Menggunakan fungsi batasan (s.t) dari fase 1, melakukan
proses iterasi seperti biasanya dan berhenti sesuai funsi obyektif awal
2.7 Interpretasi Tabel Simpleks
Dalam membaca dan
menginterpretasikan tabel simpleks, langkah yang harus diperhatikan pada
awalnya yaitu memeiksa apakah tabel sudah optimal atau belum. Hal ini dapat
dilihat dari koefisien fungsi tujuan yang berada pada baris ke 0. Untuk
permasalahan yang maksimal, tabel simpleks dapat dipastikan sudah optimal
apabila semua nilai pada baris ke 0 adalah positif atau bernilai 0. Sedangkan
untuk permasalahan yang minimal, tabel simpleks dapat dipastikan sudah optimal
apabila semua nilai pada baris ke 0 adalah negatif atau bernilai 0.
Setelah itu, barulah tabel simpleks dapat dibaca dan
diinterpretasikan. Beberapa hal yang dapat dibaca dan diinterpretasikan dari
tabel simpleks adalah:
1. Penyelesaian yang optimal bagi variabel keputusan
Apabila tabel
sudah optimal, kita dapat mengetahui bagaimana penyelesaian yang optimal untuk
permasalahan yang ada. Dengan demikian, kita dapat mengetahui berapa nilai dari
masing-masing variabel keputusan yang dibutuhkan agar dapat memperoleh hasil
yang optimal, baik maksimal maupun minimal.
2. Status Sumber Daya yang tersedia
Hal ini dapat
dilihat dari masing-masing variabel basis dari fungsi batasan yang ada.
Disamping itu, dalam fungsi batasan juga dilihat batasan mana yang harus
ditambah varibael artifical, variabel slack, dan variabel surplus. Untuk
batasan yang memiliki tanda ³, maka
ditambah dengan variabel surplus dan variabel slack. Untuk batasan yang
memiliki tanda £, ditambah variabel
slack, dan untuk batasan dengan tanda =, ditambah varibel arttificial
3. Harga bayangan yang ada
Hal ini dapat
dilihat dari koefisien yang dimiliki oleh variabel surplus dan variabel slack
dari baris fungsi tujuan yang ada, terletak pada baris ke 0.
Berdasarkan
penjelasan diatas, maka juga bisa ditunjukkan ,mengenai penjelasan dalam bentuk
tabelnya.
Tabel
3.1 tabular simplek awal
Variabel
basis
|
Bentuk
Tabular
|
||
Z
|
x1 x2 ... xj... xn xn+1... xn+m
|
RHS
|
|
Z
xn+1
...
n+i
...
Xn+m
|
1
0
...
0
...
0
|
-c1 -c2
... –cj... –cn
0 .... 0
a11
a12 ... a1j...a1n 1 ....
0
...
ai1 ai2 ... aij... ain 0 ....
0
...
am1
am2 ... amj... amn 0 ....
1
|
0
b1
...
bi
...
bm
|
Interpretasi
tabel simpleks:
RHS: nilai yang
berada di kanan persamaan yaitu nilai dibelakang tanda sama dengan (=).
Perubahan nilai-nilai konstanta x1 sampai dengan xn+m akan
berhenti setelah baris ke-0 (fungsi tujuan) tidak ada yang bernilai negatif
yang memiliki fungsi tujuan awal memaksimalkan dan juga mempunyai arti fungsi
tujuan telah mencapai optimum. x1 sampai dengan xn merupakan
variabel dasar yaitu variabel yang diperoleh dari fungsi kendala permasalahan
riil. Begitupun sebaliknya perubahan nilai-nilai konstanta x1 sampai
dengan xn+m akan berhenti setelah baris ke-0 (fungsi tujuan) ada
yang bernilai negatif atau lebih tepatnya £ 0, yang memiliki fungsi tujuan awal memimimumkan dan
juga mempunyai arti fungsi tujuan telah mencapai optimum Sedangkan xn+1
sampai dengan xn+m merupakan variabel slack , variabel surplus, dan
variabel artificial yaitu variabel yang ditambahkan ke fungsi batasan, variabel
ini berjumlah sebanyak jumlah fungsi batasan.
III.
DUALITAS
3.1 Hubungan Primal Dual
3.2 Complementary Basic Solution
Karena suatu dual
berwujud masalah program linier, maka memiliki corner point solution. Tetapi
karena fungsi-fungsi batasan mengandung tanda ³ maka untuk mengubahny menjad persamaan, harus dikurangi
dengan surplus variabel. Dengan kata lain dapat ditulis berikut :
WA ³ c WA –
variabel surplus = c
Zj-Cj ³ 0 Zj
³ Cj Zj – variabel surplus =
Cj
Maka variabel surplus = Zj-Cj
Hubungan antara
variabel-variabel primal dual dalam program linier:
Variabel
Primal
|
Variabel
Dual
|
Variabel
Asli : Xj
Variabel
Slack : Xn+1
|
Variabel
Surplus : Zj-Cj
Variabel
Asli : Wi
|
Berdasarkan tabel
diatas, variabel surplus pada dual adalah variabel asli pada masalah primalnya.
Sebaliknya variabel slack pada primal adalah variabel asli pada masalah
dualnya.
Dalam tabel, dapat dituliskan sebagai berikut :
X1 X2 . . . Xn Xn+1 Xn+2 . . . Xn+m
baris 0 : Z1-C1 Z2-C2 . . . Zn-Cn W1
W2 . . . Wn
Karena Xj merupakan komplemen dari Zj-Cj,
maka Xj (Zj-Cj) = 0
Sehingga apabila Xj = 0 maka Zj-Cj ¹0 dan bila Xj ¹0 maka Zj-Cj = 0
Sedangkan Xn+i merupakan komplemen dari Wi, maka Xn+1
Wi = 0
Sehingga apabila Xn+i = 0 maka Wi ¹0 dan bila Xn+i ¹0 maka Wi = 0
3.3 Metode Dual Simpleks
Metode dual simpleks digunakan jika tabel
optimal tidak layak. Jika fungsi kendala ada yang menggunakan pertidaksamaan ≥
dan tidak ada = dalam bentuk umum PL, maka metode dual simpleks dapat
digunakan. Ada pun langkah-langkah dalam simpleks dual adalah:
-
Untuk persamaan pemrograman linier dengan
kasus minimize dan dengan fungsi batasan ≥
a. Cari basis B sedemikian hingga Zj-Cj = CBB-1aj-cj≤0,
untuk semua j
b. Buat tabel simpleks seperti pada primal
c. Jika b=B-1b≥0, berhenti dan penyelesaian optimal
d. Pilih pivot pada baris ke-r, dimana br = min (bi), (bi<0)
e. Jika Yrj≥ 0, j, berhenti (D tidak terbatas)
f. Pilih pivot pada kolom ke k dimana
= min
g. Pivot pada Yrk dan
kembali ke-c
KESIMPULAN
Ada pun kesimpulan yang
dapat diperoleh dari makalah ini adalah:
1. Pemograman
linier menggunakan model matematika untuk menggambarkan suatu masalah. Sifat
linier di sini berarti semua fungsi matematika harus berupa fungsi linier,
sedangkan kata pemrograman berarti perencanaan. Dari pengertian kata linier dan
program tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian program linier
adalah perencanaan yang berupa fungsi linier.
2.
Kunci terpenting dalam model pemrograman linier adalah
sumber daya dan aktivitas dimana m merupakan jenis sumber daya yang berbeda
yang dapat digunakan serta n yang merupakan jumlah aktivitas yang
dipertimbangkan sehingga dapat membentuk suatu permodelan matematika dua jenis
fungsi yaitu fungsi tujuan dan fungsi batasan dari permasalahan di dunia real.
3. Metode simpleks digunakan jika suatu permodelan linier
memiliki lebih dari dua variabel. Solusi untuk mendapatkan nilai yang optimum
dalam tabel simpleks menggunakan solusi basis fesibel, metode simpleks tabel,
metode big m dan metode dua fase. Dua metode terakhir, metode big m dan metode
dua fase digunakan apabila model pemrograman linier tidak dalam bentuk standar.
Dan untuk mendapatkan solusi optimum dalam metode simpleks memiliki beberapa
prosedural umum seperti inisialisasi, iterasi dan uji optimalitas.
4. Pemrogramragaman linier dalam bentuk dualitas digunakan untuk
melihat keterkaitan masalah primal dan dualnya seperti pada hubungan variabel,
nilai tengah, dan fungsi batasan. Masalah dualitas sendiri dapat diselesaikan
oleh dua solusi yaitu complementary basic solution dan dual simpleks.
terimakash sangat membantu :)
BalasHapusTerimakasih untuk artikelnya. Saya ingin bertanya, barangkali anda pernah menggunakan POM for Windiws untuk linear programming, apakah ada cara agar nilai solusi optimalisasi kombinasi produksi tidak sama dengan nol pada salah satu variabelnya? terimaksih.
BalasHapusAda
BalasHapus